TANAH BUMBU, Goodnews.co.id – Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tanah Bumbu, menyaksikan pidato kenegaraan Presiden ke-7 Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR RI tahun 2023 di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.
Hadir dalam rapat Paripurna Sekretaris Daerah Ambo Sakka, Kepala-kepala SKPD, Pimpinan dan Anggota DPRD Tanah Bumbu, para undangan di ruang utama sidang sekretariat DPRD Tanah Bumbu, Rabu (16/8/2023).
Dalam pidato Jokowi, menyampaikan sejumlah topik, diantaranya, Jokowi menyinggung foto dirinya yang dipasangkan dengan calon presiden (capres 2024) di baliho padahal belum masuk masa kampanye.
Kemudian pernyataan-pernyataan terhadap Presiden di media sosial, yang menurut Jokowi sangat melukai budi pekerti bangsa Indonesia.
Seperti disebut tolol, bodoh, plonga-plongo, bahkan dirinya disebut Fir’aun. Ia menyampaikan saat ini budaya orang Indonesia yang santun, budi pekerti yang luhur, mulai luntur.
Bahkan dengan alasan demokrasi, menjadikannya sebagi tameng untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah. Sehingga hal itu sangat melukai budi pekerti bangsa Indonesia.
Selanjutnya, berkaitan dengan hilirisasi industri, Jokowi berharap tidak lagi terjadi ekspor barang mentah yang tidak memberikan nilai tambah bagi Indonesia.
“Saya tegaskan Indonesia tidak boleh seperti itu. Indonesia harus mampu menjadi negara yang mampu mengelola sumber dayanya, mampu memberikan nilai tambah dan mensejahterakan rakyatnya,” tegas Jokowi.
Hal itu bisa diatasi dengan melakukan hilirisasi industri, transfer teknologi, memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan.
Oleh karena itu, Pemerintah telah mengintruksikan untuk membangun pembibitan, persemaian untuk menghutankan kembali pasca penambangan, dan sebagainya.
Langkan Jokowi selanjutnya, terus melakukan hilirisasi industri tak hanya pada komoditas mineral, tetapi berlanjut pada non mineral seperti sawit, rumput laut, kelapa, dan komunitas potensial lainnya.
“Yang mengoptimalkan kandungan logam, yang bermitra dengan UMKM, bermitra dengan petani, bermitra dengan nelayan, sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil,” kata Jokowi.
Memang pahit, kata Jokowi, untuk tidak mengekspor bahan mentah tetapi dalam jangka panjang hal itu akan memberikan hasil yang sangat baik bagi negara dan masyarakat.
“Jika ekosistem sudah terbentuk, pabrik pengolahan sudah beroperasi, saya pastikan ini akan berbuah manis pada akhirnya,” terang Jokowi.
Jokowi menyampaikan kepemimpinan (Presiden 2024-2029) sangat menentukan masa depan Indonesia, karena dibutuhkan ‘nafas panjang’ yang mampu melakukan percepatan pembangunan Indonesia. (MAS)