TANAH BUMBU – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tanah Bumbu bina sekolah Adiwiyata, program pendidikan lingkungan sehat, bersih, indah. Jum’at, (11/2/2022).
Peningkatan kualitas lingkungan di sekolah sejalan dengan program Adiwiyata yang dikembangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2006, berorientasi pada pembentukan sikap anak didik dan warga sekolah terhadap lingkungan kehidupan sehari-hari.
Dinas Lingkungan Hidup Tanah Bumbu Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, dan Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) melakukan pembinaan sekolah Adiwiyata tahun 2022 dengan menyasar ke beberapa sekolah.
Berikut daftar Sekolah Adiwiyata sasaran pembinaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2022:
Calon Sekolah Adiwiyata Kabupaten (CSAK) tahun 2022 yakni, SDN 4 Sungai Danau, SDN 1 Sungai Cuka, SMPN 1 Satui, SMPN 1 Kusan Hilir, SDN Muara Pagatan Tengah, SDN 2 Kusambi, SMPN 1 Kusan Hulu, SMPN 2 Kusan Hulu, SDN Kerta Buana, SMPN 4 Sungai Loban, SMP Gunung Sari Estate, SDN 1 Bayansari dan SMPN 2 Mantewe.
Selanjutnya Calon Sekolah Adiwiyata Propinsi (CSAP) SDN 1 Angsana, SMPN 7 Kusan Hilir, SDIT Ar-Rasyid, SMPN 1 Batulicin dan SMPN 4 Mantewe.
Calon Sekolah Adiwiyata Nasional (CSAN) SMAN 1 Angsana, SDN 1 Manunggal, SDN 8 Kampung Baru, SMKN 2 Simpang Empat dan SMPN 2 Sungai Loban, serta Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri (CSAM) SMAN 1 Satui.
Kepala DLH Tanah Bumbu, Mahriadi Noor melalui Siti Fatimah menyampaikan, pembinaan sekolah Adiwiyata dimulai dari Calon Sekolah Adiwiyata Kabupaten (CSAK) yang berjumlah 13 sekolah.
“Dari pertengahan Januari sampai awal Februari 2022, kami sudah membina 13 sekolah sasaran, dimulai dari Kecamatan Hilir, kemudian menyisir ke Batulicin, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu dan Teluk Kepayang,” jelas Fatimah.
Terkait materi yang disampaikan dalam pembinaan itu meliputi, perbaikan folder bukti Adiwiyata yang sudah diperiksa oleh DLH untuk diperbaiki sekolah serta melihat kondisi fisik lapangan sekolah.
“Dari seluruh sekolah yang telah kami bina, ada banyak saran dan masukan yang diberikan kepada pihak sekolah terkait enam aspek, diantaranya kebersihan sanitasi dan drainase, pengelolaan sampah, penanaman dan pemeliharaan pohon, konservasi air, konservasi energi dan inovasi,” bebernya.
“Melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah sangat perlu, karena seiring waktu mampu mewujudkan perubahan perilaku yang signifikan terhadap kecintaan pada lingkungan hidup melalui perilaku ramah lingkungan, baik secara terintegrasi dalam pembelajaran, ekstrakurikuler maupun kehidupan bermasyarakat,” pungkas Fatimah
Lebih lanjut menurut Fatimah, sekolah yang menjadi sasaran pembinaan dilakukan secara berjenjang, mulai dari CSAK menjadi Sekolah Adiwiyata Kabupaten (SAK) dengan nilai minimal 70, CSAP menjadi Sekolah Adiwiyata Provinsi (SAP) dengan nilai minimal 80, CSAN menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional (SAN) dengan nilai minimal 90 serta CSAM menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri (SAM) minimal memperoleh nilai 90 plus 3 sekolah binaan yang didampingi menuju Sekolah Adiwiyata Kabupaten. (Z)