TANAH BUMBU – Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar mengajak jamaah pengajian mendoakan harapan-harapan Tanah Bumbu agar dapat terwujud dengan izin dan ridha Allah Subhana wata’ala.
“Seperti biasa, setiap malam jum’at ini selalu menjadi malam yang indah, memberikan motivasi, dan semangat kepada kita semua, karena malam ini kita kembali bersilaturahim, tentu semuanya karena izin Allah, hidayah, dan berkah, dari Allah,” kata Bupati Zairullah Azhar dalam sambutan pengajian Lailatul Jum’at di masjid Darul Azhar Desa Bersujud, Kamis (25/8/2022).
Ia hanya mengingatkan, pengajian lailatul Jum’at menjadi sangat luar biasa, merasakan bersama-sama berjuang mengarungi hidup dan kehidupan, lebih khusus katanya, bagi para pejabat yang sedang memegang amanah masyarakat Tanah Bumbu untuk meningkatkan harkat dan martabat, meningkatkan kesejahteraan, dan membangun harapan masyarakat Tanah Bumbu.
Bupati Zairullah Azhar menyadari, semua harapan Tanah Bumbu ‘maju dan berkah’ tidak dapat dilakukan tanpa kerja sama dan ridha dari Allah Swt. Oleh sebab itu, setiap malam Jum’at, ia selalu mengajak pejabat, pegawai di lingkungan pemerintah daerah, masyarakat, bersama anak-anak yatim, menghadiri pengajian malam Jum’at.
Bupati Zairullah Azhar meminta jamaah mendo’akan keberangkatannya ke Jakarta untuk memperjuangkan 6.000 lebih Pegawai Tidak Tetap (PTT) atau honorer melalui Kementerian PAN-RB.
Alasan memperjuangkan PTT atau honorer adalah mereka memiliki banyak jasa pada awal pembangunan Tanah Bumbu yang saat itu baru mekar dari Kabupaten Kotabaru.
Selain itu, Bupati Zairullah Azhar juga minta mendo’akan para Camat agar dapat melaksanakan program satu desa satu masjid sebagai wadah kegiatan pendidikan dan pembelajaran di luar sekolah.
“Dimana di masjid itu ada anak-anak yang menginap, belajar sekolah, juga belajar agama, utamanya ditanamkan kepada mereka menjadi penghafal qur’an,” kata Zairullah Azhar yang biasa disapa Abah.
Dengan demikian, Zairullah berharap udara Tanah Bumbu yang ada di desa-desa adalah do’a, spiritual, zikir, sehingga apa yang menjadi harapan Tanah Bumbu dapat dipermudah oleh Allah Swt.
Salah satu harapan program satu desa satu masjid dilaksanakan adalah generasi Tanah Bumbu menjadi cerdas secara keilmuan dan cerdas secara spiritual, karena menurutnya, mereka itu akan membangun Tanah Bumbu dan mendoakan generasi sebelumnya.
Ceramah agama pengajian Lailatul Jum’at disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tanah Bumbu KH Suhuful Amri, ia menyampaikan pesan agama bahwa sesungguhnya orang yang beriman itu adalah mereka yang beriman dan beramal saleh, sehingga golongan itu disebut oleh Allah sebagai sebaik-baik makhluk.
Sehingga Allah menganugerahkan kepada mereka surga Adnan, yang mengalir air dibawahnya, dan disebutkan mereka kekal di dalam surga Adnan. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah.
KH Suhuful Amri mengajak semua jamaah agar berjuang mendapatkan ridha Allah karena dengan ridha Allah maka manusia bisa mendapatkan surga Allah.
“Kita jangan berharap dengan berapa banyak kita melakukan amal ibadah, dengan rajinnya kita melakukan salat, kita melakukan puasa, tapi kalau kita tidak mendapatkan ridha Allah, maka tidak bisa kita masuk surga,” kata Ketua MUI Kabupaten Tanah Bumbu KH Suhuful Amri.
Sehingga syarat untuk mendapatkan surganya Allah adalah beriman dan beramal saleh, jika tidak beriman, kata Suhuful Amri, maka jangan berharap bisa mendapatkan ridha Allah, atau sebaiknya, merasa beriman kepada Allah tapi tanpa amal saleh.
“Maka jangan menghayal mendapatkan ridhanya Allah Swt,” jelasnya.
Kedua, untuk mendapatkan ridha dari Allah maka disyaratkan bagi setiap muslim dan muslimat berbuat baik kepada kedua orang tua.
“Ridhanya Allah tergantung pada keridhanya kedua orang tua. Timbul pertanyaan sejauh mana kita sudah berbakti kepada kedua orang tua,” tanya KH Suhuful Amri.
Sebab jika orang tua masih merasa belum pantas, maka itu juga termasuk tidak mendapatkan ridha dari Allah.
Ketiga, mengikuti sahabat rasulullah, tabi’in, tabi’ tabi’in, dan ulama. Ia mengutarakan, jika seseorang mengikuti ulama, mengikuti apa yang diatur oleh ulama, maka seseorang itu tidak akan tersesat selama hidup di dunia. (Mas)