JAKARTA, Goodnews.co.id – Wakil Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Wasekjen BPP Hipmi), Anthony Leong, menilai bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan menjadi tonggak baru bagi modernisasi pengelolaan BUMN di Indonesia.
“Dengan dukungan dari pimpinan tertinggi dan minat kuat dari investor global, Danantara akan menjadi tonggak baru bagi modernisasi pengelolaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di Indonesia,” kata Anthony.
Anthony menyatakan, pembentukan Danantara merupakan wujud komitmen pemerintah dalam mereformasi dan meningkatkan kinerja BUMN melalui pendekatan manajemen modern.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, strategi itu sejalan dengan praktik unggulan yang telah diterapkan oleh Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia. Sedangkan di China, pengelolaan BUMN sektor non-finansial dikendalikan oleh SASAC.
“Inisiatif ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS) itu.
Ia mengaku, pihaknya mendukung apa yang menjadi pilihan Presiden Prabowo Subianto dalam menentukan CEO dan eksekutif lainnya.
“Yakin pasti adalah sosok yang kredibel, track record jelas, dan kompeten,” tutur Anthony.
Di balik antusiasme tersebut, terdapat beberapa faktor pendukung. Inovasi dalam sistem pengelolaan, adopsi teknologi mutakhir, serta penerapan best practice global menjadi nilai tambah yang signifikan.
Secara internasional, terdapat beberapa model pengelolaan BUMN yang patut dicermati sebagai acuan.
Wakil Sekretaris Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) itu juga mengatakan, perlu sumber daya manusia (SDM) profesional bukan hanya di top level, manajemen, tetapi juga perlu dikelola profesional.
Ia juga menekankan, bukan hanya unggul secara teknis dan memiliki integritas, tetapi juga harus ada visi strategis yang jelas.
“Temasek menunjukkan bahwa sinergi antara kepemimpinan visioner dan pengelolaan profesional menghasilkan kinerja optimal. Jika dilakukan dengan baik akan membawa dampak positif jangka panjang,” ujar pakar digital itu.
Pemerintah akan menyiapkan proyek-proyek yang akan menjadi sasaran investasi Danantara, seperti potensi energi hijau atau green energy sebesar 60-70 gigawatt, genome sequencing, dan hingga artificial intelligence (AI).
“Harapannya dengan konsolidasi ini bisa hadirkan investasi yang berkelanjutan sehingga menjadi game changer dalam pengelolaan aset negara, sekaligus membuka peluang kerjasama strategis internasional,” kata Anthony.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara akan diluncurkan secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (24/2/2025).
“Tanggal 24 Februari yang akan datang, kita akan luncurkan Dana Investasi Indonesia yang saya beri nama Danantara,” kata Presiden Prabowo dalam pidato politiknya pada acara HUT Ke-17 Partai Gerindra, dikutip Minggu (23/2/2025).
Danantara akan menjadi lembaga pengelola modal besar di Indonesia. Badan investasi ini diharapkan operasionalnya akan mirip seperti holding Temasek dari Singapura. Danantara nantinya akan mengelola aset 900 miliar dolar AS atau sekitar Rp14.715 triliun (kurs Rp16.350). (E)