Holding Danantara, Pengamat Ingatkan Pengalaman Buruk BLBI

- Editor

Senin, 24 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, Goodnews.co.id – Pemerintah resmi membentuk Danantara, sebuah holding yang akan mengelola aset tujuh BUMN besar dengan nilai total Rp14.715 triliun. Holding ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing ekonomi nasional, mirip dengan model Temasek Holdings di Singapura.

Pengamat Hukum dan Pembangunan, Hardjuno Wiwoho, mengingatkan, potensi risiko yang bisa muncul terutama jika melihat pengalaman buruk skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada krisis ekonomi 1998.

Meskipun pembentukan Danantara membawa harapan baru bagi pengelolaan aset negara, namun pengalaman traumatis BLBI menunjukkan bahwa pengawasan ketat harus menjadi prioritas utama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dalam kasus BLBI, kita melihat bagaimana dana negara dapat disalahgunakan akibat lemahnya pengawasan dan intervensi politik yang kuat. Jika Danantara tidak dikelola dengan transparansi dan akuntabilitas tinggi, ada risiko skenario serupa terjadi,” kata Hardjuno, Kamis (20/2/2025).

Dalam skema BLBI, pemerintah mengucurkan Rp144,5 triliun untuk menyelamatkan bank-bank yang terdampak krisis.

Baca Juga :  Mungkinkah Indonesia Jadi Negara Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi 2025-2026 di Asia?

Sayangnya, dana tersebut banyak yang tidak kembali ke negara akibat penyalahgunaan oleh bankir dan konglomerat yang memiliki hubungan dengan elite politik.

Hardjuno menilai bahwa skenario serupa dapat terjadi pada Danantara jika tidak ada mekanisme yang jelas dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan holding tersebut.

Hardjuno mencontohkan bahwa model Temasek Holdings di Singapura dan Khazanah di Malaysia menunjukkan bagaimana pengelolaan aset negara yang transparan dan independen dapat mendorong ekonomi nasional.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa pengalaman Malaysia dengan 1MDB menjadi contoh bagaimana kesalahan dalam tata kelola dapat berujung pada skandal keuangan berskala besar.

“Kasus 1MDB menjadi pelajaran bahwa jika ada intervensi politik dan kurangnya pengawasan, holding investasi negara justru bisa menjadi beban ekonomi yang berlarut-larut,” tambahnya.

Selain tantangan tata kelola, kebijakan efisiensi yang diterapkan untuk membiayai program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) juga mendapat sorotan.

Dilansir Suara.com, menurut Hardjuno, jika efisiensi ini dilakukan dengan memangkas anggaran sektor lain, kesejahteraan masyarakat di luar penerima manfaat MBG bisa terancam.

Baca Juga :  Zairullah Azhar Tinjau Dapur Umum Bagi Warga Terdampak Banjir

“Perlu kajian lebih dalam terkait dampak pemangkasan anggaran terhadap sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Jangan sampai demi satu program unggulan, sektor lain justru dikorbankan,” ujarnya.

Untuk memastikan Danantara tidak mengalami nasib seperti BLBI atau 1MDB, Hardjuno merekomendasikan beberapa langkah penting, seperti audit independen oleh lembaga internasional, laporan keuangan yang terbuka untuk publik, serta pemilihan manajemen yang bebas dari kepentingan politik.

“Jika semua langkah ini diterapkan dengan disiplin, Danantara bisa menjadi kekuatan ekonomi yang nyata bagi Indonesia. Namun, jika tidak, kita bisa melihat pengulangan kesalahan yang pernah terjadi,” pungkasnya.

Pembentukan Danantara menjadi tonggak penting dalam pengelolaan aset negara, namun pengawasan ketat dan tata kelola yang baik akan menentukan keberhasilannya.

Sejarah mencatat bahwa tanpa transparansi dan akuntabilitas, holding semacam ini dapat menjadi sumber masalah baru bagi ekonomi nasional. (E)

Berita Terkait

Mendag Sampaikan 3 Program Kerja Quick Wins
Kemendag Fasilitasi Business Matching bagi UMKM
Menteri Maman Minta Kepala Daerah Tlerapkan Kemudahan, Perlindungan, Pemberdayaan UMKM
Komdigi Kejar Target RPJMN
Tim Lisa Halaby-Wartono Optimis Hadapi PSU
Prabowo Sebut Danantara Bentuk Optimalisasi Kelola BUMN
Pemerintah dan DPR Resmi Alihakan BUMN ke BPI Danantara
Erick Thohir Punya Kewenangan Berhentikan Direksi dan Komisaris Danantara
Berita ini 16 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 28 Februari 2025 - 11:57 WIB

Mendag Sampaikan 3 Program Kerja Quick Wins

Jumat, 28 Februari 2025 - 09:46 WIB

Kemendag Fasilitasi Business Matching bagi UMKM

Jumat, 28 Februari 2025 - 09:40 WIB

Menteri Maman Minta Kepala Daerah Tlerapkan Kemudahan, Perlindungan, Pemberdayaan UMKM

Rabu, 26 Februari 2025 - 16:26 WIB

Komdigi Kejar Target RPJMN

Rabu, 26 Februari 2025 - 13:12 WIB

Tim Lisa Halaby-Wartono Optimis Hadapi PSU

Berita Terbaru

Kotabaru

Rusli Lantik Pj Sekda Kotabaru Eka Saprudin

Senin, 3 Mar 2025 - 16:16 WIB

Kotabaru

Kedatangan Bupati Muhammad Rusli Dapat Sambutan Luar Biasa

Senin, 3 Mar 2025 - 16:09 WIB

Tanah Bumbu

Andi Rudi Latif Sampaikan Pidato Visi Misi 2025-2030

Senin, 3 Mar 2025 - 14:53 WIB