TANAH BUMBU – Sejumlah anak-anak berkumpul di aula Pendopo. Mereka berzikir dan berdoa, memuji Sang Pencipta langit dan bumi, berdoa agar Allah melimpahkan rezeki kepada mereka dan mengangkat derajat mereka. Mereka adalah anak-anak yatim dan piatu yang datang dari pelosok Tanah Bumbu, juga ada anak yatim yang berasal dari luar Tanah Bumbu, untuk mengenyam pendidikan dan menggapai cita-citanya di Istana Anak Yatim Darul Azhar.
Malam itu seolah Nabi Muhammad datang hadir ditengah-tengah anak yatim, ditambah lagi tausiah Ustadz Hidayatullah yang menyampaikan cerita tentang yatimnya Muhammad yang ditinggal ayahnya sejak Muhammad dalam kandungan. Ibunya Siti Aminah juga meninggal saat Muhammad masih berumur 6 tahun, kemudian ditinggal kekeknya Abdul Muthalib saat Muhammad berumur 8 tahun.
Kesedihan karna ditinggal oleh orang yang disanyangi, sungguh membuat Muhammad kecil menjadi sedih. Tapi dengan keyatimannya itu, Muhammad menjadi kuat dan dipilih menjadi nabi dan rasul yang paling mulia disisi Allah, kata Ustadz Hidayatullah.
Cerita lain yang dikisahkan Ustadz Hidayatullah, adalah ketika itu masih suasana lebaran Idul Fitri. Rasulullah Muhammad melihat anak-anak sedang bergembira di hari lebaran, disisi lain, Muhammad juga melihat seorang anak duduk sendirian sementara teman-teman sebayanya bermain dengan gembira.
Nabi Muhammad mendekati dan bertanya “wahai anakku mengapa engkau sendiri sementara teman-temanmu yang lain sedang bermain dengan gembira,” kata Guru Hidayatullah menirukan ucapan Muhammad Rasulullah.
Anak itu menjawab “saya melihat mereka gembira dengan baju baru, mereka senang karna punya orang tua, sementara saya tidak punyak orang tua dan tidak bisa memakai baju baru.”
Anak yatim tersebut menceritakan bahwa ayahnya telah mati syahid berperang bersama Rasulullah Muhammad, sementara ibunya menikah lagi dan harta ayahnya dibawa semua oleh ibunya, kemudian dirinya diusir oleh ayah tirinya.
Mendengar itu, Rasulullah mendekati dan memeluknya dan berkata “maukah kamu Muhammad jadi ayahmu, Aisyah jadi ibumu, Fatimah menjadi saudaramu.”
Anak yatim itu pun kaget dan menoleh ke arah suara itu. Dia terkejut, ternyata suara itu adalah suara Rasulullah Muhammad. Muhammad pun membawanya pulang dan memberinya baju baru.
Anak ini pun kembali bermain dengan teman-temannya dengan rasa gembira. teman-temannya penasaran dan bertanya-tanya, mengapa anak yatim itu begitu gembira dan bahagia padahal sebelumnya menangis.
Anak ini menjawab “saya sekarang sudah punya orang tua bernama Muhammad, ibuku adalah Aisyah, dan saudaraku adalah Fatimah, dan Ali jadi pamanku.”
Mendengar itu, teman-temannya menjadi iri dan berkata seandainya orang tua mereka juga syahid di peperangan, tentu mereka juga bisa menjadi anak dari Rasulullah Muhammad.
Ternyata cerita yang disampaikan Ustadz Hidayatullah itu tidak sanggup lagi melanjutkan tausiahnya, “hawanya sudah mulai lain” katanya.
Dia juga menyebutkan bahwa seharusnya yang punya anak-anak yatim itu para ustadz.
“Saya iri dengan Zairullah, seorang dokter yang punya banyak anak yatim.” jelas ustadz muda itu.
Menurut ustadz Hidayatullah, Yatim adalah takdir dari Allah SWT akan tetapi kesuksesan ada di tangan kita masing-masing. Oleh karena itu anak yang masuk asrama hari ini agar mau belajar dengan baik untuk menggapai cita-citanya.
Pada acara penyambutan Anak-anak itu, Bupati Zairullah Azhar meminta agar anak-anak yatim dan piatu mendoakan Tanah Bumbu dibawah kepemimpinannya bisa mewujudkan pembangunan. Penyambutan anak-anak yatim juga digunakan Zairullah berdialog dengan mereka, yang baru masuk asrama.
“Yang belum punya baju baru angkat tangan.” Ucap Zairullah Azhar sambil mengamati siapa-siapa yang belum punya baju baru dan akan diberikan sebelum lebaran Idul Adha tiba. Senin, (28/6/2021).
Zairullah juga menanyakan apakah semuanya sudah punya tempat tidur, serentak anak-anak menjawab “sudah.”
Untuk mencapai cita-cita para yatim, Zairullah mengajak anak-anak yang baru masuk asrama, bisa menjaga shalat, belajar, berdoa, untuk mencapai cita-citanya.
“Diluar kita ada 1200 saudara kalian yang sedang menunggu kapan bisa bergabung dengan kita. Tapi kita masih menunggu suasana karna kita sekarang ini masih pandemi Covid-19.” Kata Zairullah.
“Ayah mengajak kalian semua belajar dengan baik. Jangan pernah meninggalkan shalat. Jangan pernah berhenti berdoa, dan insya Allah besok kalian akan jadi orang besar,” harap Zairullah.
Diantara santri yang masuk asrama, ternyata ada yang masih berumur 3 atau 4 tahun asal Banjarmasin. Kehadiran anak-anak yatim ini membuat Zairullah merasa haru, bahagia, dan bersyukur.
Acara penyambutan ini juga dihadiri beberapa kepala SKPD dan Staf Khusus Bupati di Istana Anak Yatim Jalan Batu Benawa Kecamatan Simpang Empat. (MAS)