BANJARMASIN – Sebagian orang tidak melihat sisi lain seorang Sahbirin Noor, mereka hanya melihat Sahbirin Noor atau sapaan akrabnya Paman Birin sosok tidak bersahaja dan eksklusif, padahal Sahbirin Noor adalah orang yang suka keterbukaan dan kesederhanaan.
Sosok Sahbirin Noor atau Paman Birin sering kali blusukan dan membaur dengan masyarakat, menyebur ke parit pun dilakoninya, bersih-bersih drainase, menyapu masjid, dan menanam padi. Tapi entah bagaimana, apa pun yang dilakukan Paman Birin selalu diisukan miring.
Berat memang, menunjukkan sesuatu yang baik karna sesuatu yang baik itu belum tentu dinilai baik bagi orang lain. Selama ini banyak banyak orang mencari kesalahan Sahbirin Noor, tapi sayang, mereka tidak menemukan kecuali melempar isu-isu yang bertujuan memperburuk citra Sahbirin Noor.
Sahbirin Noor lahir di Banjarmasin tanggal 12 November 1967, sekolah di Madrasah Ibtidaiyah TPI Budi Mulia Sungai Jingah Banjarmasin, melanjutlan ke SMP Negeri 10 Banjarmasin, dan pendidikan SI di Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari dan S2 di Universitas Putra Bangsa kota Surabaya.
Sahbirin Noor terpilih menjadi Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Kalimantan Selatan hasil Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) di Kantor DPP Golkar Jakarta tahun 2017.
Tanggal 17 Juli 2020 Sahbirin Noor kembali terpilih sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Kalimantan Selatan.
Setelah menang pilkada Gubernur Kalimantan Selatan tahun 2015 berpasangan dengan Rudy Resnawan, Sahbirin Noor kembali mencalonkan diri pada pilkada Gubernur Kalimatan Selatan tahun 2020.
Sayangnya, pilkada hasil tanggal 9 Desember 2020 belum dapat ditentukan siapa pemenang pemilihan Gubernur 2022, karena lawan politiknya, Denny-Difri, mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi mengenai perselisihan suara sebanyak 8.127 suara dan perolehan suara Sahbirin-Muhidin. Denny-Difri mendapatkan suara 843.695 (49.76 persen) Sahbirin-Muhidin 851.822 (50,24 persen).
Perkara lanjut sampai Mahkamah Konstitusi, kemudian MK memutuskan bahwa beberapa TPS harus diulang melalui Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Meski kemenangan belum berpihak pada Paman Birin, ia tetap menyambut keputusan tersebut dengan sholat hajat bersama masyarakat, sambil menyiapkan strategi baru merebut kembali hati rakyat dalam pemilihan PSU pada 9 Juni 2021.
Paman Birin juga menilai hasil keputusan MK harus disambut sebagai bagian dari kemajuan demokrasi Indonesia.
Bila berkaca pada masa kepemimpinan Gubernur Sahbirin Noor 2015-2020, ada beberapa tambahan bukti yang dapat menunjukkan kesederhanaan sosok Sahbirin Noor, ia dapat dijumpai bersama petani menanam padi di Pondok Sawahan Desa Sungai Batang, kecamatan Martapura Barat, dan menikmati hidangan makanan sebagai karunia Allah.
Makanan yang disajikan seperti garinting sapat (ikan sapat kering) disantap tanpa pilih-pilih, Paman Birin juga sesekali melempar joke-joke ringan untuk menambah akrab antara warga dengan gubernurnya. Marliah menuturkan bagaimana sosok Sahbirin Noor yang ramah dan peduli.
“Kami sangat senang dengan sosok Paman Birin (Sahbirin Noor), beliau tidak hanya ramah tetapi juga humoris dan memiliki kepedulian dengan masyarakat,” tutur Marliah.
Masih menurut Marliah, meski Paman Birin seorang Gubernur, dalam keseharian Sahbirin tidak sungkan membaur dengan warga atau turun ke sawah menanam padi bersama petani.
Noordiah, salah satu petani dari Desa Sungai Batang, menilai Paman Birin termasuk salah satu pemimpin yang gemar bekerja, buktinya Paman Birin bersama para petani menanam bibit padi.
“Beliau termasuk sosok pemimpin yang memiliki semangat tinggi, gemar bekerja dan memberikan teladan untuk selalu berikhtiar. Kami sangat termotivasi dengan keteladanan yang dicontohkan, peekerja keras,” kata Noordiah. (10/2018).
Kegiatan seperti ini dinikmati oleh Paman Birin, bisa dibuktikan pada hari yang berbeda (2018). Saat itu setelah peletakan batu pertama pembangunan kantor sekretariat Pondok Pesantren Takhassus Diniyah Jalan Handil Gayam Desa Kampung Baru Kecamatan Beruntung Baru. Paman Birin kembali ikut gotong royong menebar bibit padi bersama petani Desa Sungai Batang Kecamatan Martapura.
Begitulah Paman Birin mudah diajak bersama masyarakat bergotong royong dan menikmati kesederhanaan. Gaya sederhana, baju kaos, sarung dililitkan di badan, kopiah hitam. Meski Paman Birin begitu sederhana tapi ada saja orang yang iri dengan kesederhanaannya.
Banyak yang merindukan Paman Birin, dia tidak banyak bicara tapi selalu ada waktu hadir ditengah-tengah warganya.
Ini mengingatkan pemimpin sahabat Nabi, Umar bin Khattab, Khalifah kedua setelah Abu Bakar, selalu berpakaian sederhana baik sebelum dan saat menjadi khalifah. Kesederhanaanya disaksikan Raja Hurmuzan Raja Persia. Walau jabatannya tinggi tapi dia dengan kesederhanaan bisa tidur pulas di beranda masjid dengan bantal mantel yang dipakainya sehari-hari.
Kesederhanaan Umar bin Khattab juga terlihat saat berkunjung bersama ajudannya ke Yerussalem, hingga Uskup Severinus tidak dapat membedakan antara khalifah Umar dan ajudannya karena kesederhanaan pakaian yang dipakainya.
Kesederhanaan Umar bin Khattab ada kemiripan dengan Paman Birin yang sederhana, Paman Birin bisa tidur di kursi, bisa juga berbaring di perahu kecil, dan baju kaos, melepaskan pangkat dan jabatannya, serta aksi langsung turun kerja lapangan yang biasa dilakukan pegawai bawahan.
Kesederhanaan perilaku terpuji Paman Birin itu mungkin diwarisi dari kakek-kakeknya, salah satunya adalah Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari, salah satu wali banua yang ada di Kalimantan Selatan. (MAS)