TANAH BUMBU, Goodnews.co.id – Kegiatan Pesantren Ramadhan dimanfaatkan memberikan edukasi gizi dan pencegahan terjadi anemia.
Forum Genre Kalimantan Selatan dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) Tanah Bumbu, menggandeng BKKBN Kalimantan Selatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Tanbu, menggelar Pesantren Ramadhan.
Tujuan kegiatan untuk mengedukasi gizi dan pencegahan anemia bagi remaja, memperbanyak sumber protein, membiasakan mengonsumsi buah dan sayur.
Pesantren Ramadhan dan sosialisasi gizi tersebut, dibuka oleh Kepala SMA Negeri 1 Simpang Empat diwakili Wakasek Bidang Kesiswaan, H Rif’an.
Data kehadiran peserta tercatat 100 siswa Sekolah Menengah Atas dari kelas 10 dan 11, hadir juga Koordinator bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi (ADPIN), Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan, M Ardani, Ketua Forum Genre Kalimantan Selatan Aqmal Firdaus, dan OPDKB Tanah Bumbu.
Salah satu anggota PIK Remaja Tanbu Azmi Irfala mengatakan, kegiatan tersebut dinilai sangat bagus mengingat materi terkait edukasi gizi dan pencegahan anemia jarang disampaikan di lingkungan sekolah.
“Walaupun kegiatannya adalah sosialisasi, namun penyampaian materinya dilakukan dengan interaktif,” ujarnya saat dikonfirmasi awak media pada Senin (3/4/2023)
Adapun, narasumber mengajak para siswa untuk mengidentifikasi dan menyampaikan langsung kepada pendengar tentang apa yang mereka ketahui terkait gizi, anemia, dan stunting.
“Karena mereka akan jadi pelopor, yang akan mengedukasi teman sebaya mereka dan lingkungan terdekat,” kata Azmi.
Ketua Forum Genre Kalimantan Selatan, Aqmal Firdaus menyampaikan, jika remaja harus membiasakan pola hidup sehat dengan sering berolahraga dan mengonsumsi gizi seimbang,
“istilah Isi Piringku, dengan gizi seimbang perlu dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari kita bersama,” paparnya, saat berada Aula SMA Negeri 1 Simpang Empat, Selasa (28/3).
Sementara itu, Kepala Dinas P3AP2KB Tanah Bumbu Hj Narni menerangkan, jika pencegahan stunting bukan hanya tugas pemerintah, namun gotong royong semua pihak seperti, Faskes, masyarakat, orang tua, hingga hulunya adalah sekolah dan remaja, dimana remaja rentan terhadap anemia.
“Edukasi ini diperlukan, agar remaja dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi, terutama guna mencegah anemia,” pungkasnya.
Setelah dilakukan kegiatan pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan mini games interaktif yang diikuti antusias oleh para siswa. (Arunika)