Mungkinkah Indonesia Jadi Negara Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi 2025-2026 di Asia?

- Editor

Selasa, 28 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, Goodnews.co.id – mungkinkah Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia, dan mengalahkan pertumbuhan ekonomi Vietnam yang diproyeksi Bank Dunia mencapai 6,1 persen di tahun 2025 dan 6,0 persen pada tahun 2026.

Bank Dunia memperkirakan Vietnam akan menjadi negara dengan catatan pertumbuhan ekonomi tertinggi di tahun 2025 dan 2026.

Bank Dunia meramal, pertumbuhan ekonomi Vietnam di kisaran 6,6 persen pada tahun 2025. Namun, angka tersebut diperkirakan menurun ke kisaran 6,3 persen di tahun 2026. Hal tersebut dikutip dari laporan Global Economic Prospects, Selasa (28/1/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara itu, Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen di tahun 2025 dan berlanjut stagnan di angka tersebut hingga tahun 2026.

Bank Dunia juga meramal ekonomi Malaysia akan tumbuh 3,7 persen di tahun 2025 dan stagnan di angka yang sama hingga tahun 2026 mendatang.

Adapun Thailand diperkirakan tumbuh 2,9 persen tahun 2025 dan melambat ke angka 2,7 persen pada tahun 2026.

Perekonomian China juga diramal melambat dari 4,5 persen tahun 2025 ke 4,0 persen pada tahun 2026 mendatang.

Secara keseluruhan, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) akan melambat menjadi 4,6 persen pada tahun 2025 dan 4,1 persen pada tahun 2026, atau turun dari perkiraan 4,9 persen pada tahun 2024. Perlambatan ini mencerminkan perlambatan lebih lanjut di Tiongkok.

Baca Juga :  Sambut HPN 2026, SMSI Siapkan Rekomendasi Kebijakan Strategis ke Pemda dan Dewan Pers

“Risiko terhadap prospek tetap condong ke sisi negatif dan berpusat pada pergeseran kebijakan global yang merugikan, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan perdagangan dan perlambatan yang lebih tajam di China,” jelas Bank Dunia dalam laporannya.

Badan tersebut juga mengungkapkan, risiko penurunan lebih lanjut mencakup limpahan dari meningkatnya konflik, terutama di Timur Tengah, dan bencana alam terkait perubahan iklim.

Prospek pertumbuhan AS, inflasi global, dan kebijakan moneter masih tidak pasti. Kondisi ini menghadirkan risiko positif dan negatif bagi kawasan tersebut.

“Risiko terhadap prospek EAP tetap condong ke sisi negatif dan berpusat pada pergeseran kebijakan global yang merugikan, terutama kebijakan perdagangan, dan pertumbuhan yang lebih lemah dari yang diharapkan di China, dengan limpahan ke negara-negara lain di kawasan tersebut,” papar Bank Dunia.

Sementara itu, khusus untuk Indonesia, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih stabil pada 5 persen di tahun 2024. Angka ini akan meningkat sedikit menjadi 5,1 persen pada tahun 2025 dan tahun 2026.

Pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah reformasi yang mencakup liberalisasi perdagangan, stabilisasi makroekonomi, dan reformasi perusahaan publik, membantu mengintegrasikan Indonesia ke dalam ekonomi global.

Baca Juga :  Baru Dilantik, Menkeu Bikin 8 Kebijakan Baru

Inflasi di Indonesia diperkirakan tetap terkendali, dan Bank Indonesia diperkirakan akan melanjutkan kebijakan moneter yang mendukung dengan mempertahankan suku bunga rendah.

Ada sejumlah risiko yang akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang paling utama adalah ketidakpastian kebijakan global dan potensi perlambatan ekonomi di negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat.

Sebelumnya, Indonesia berhasil meraih posisi yang mengesankan sebagai ekonomi terbesar ke-8 di dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP) pada tahun 2024.

Data peringkat ekonomi negara tersebut diperoleh dari Dana Moneter Internasional IMF.

Tercatat, hasilnya China menjadi negara diposisi pertama dengan capaian PBD senilai USD 37,07 Triliun atau setara Rp 600 Kuadriliun (1 USD = Rp 16,188.2). (E)

📢 Bagikan artikel ini:

💡 Tips: Pilih style "Minimal" untuk tampilan thumbnail terbaik di WhatsApp

🖼️ Share Dengan Thumbnail

📱 Share Simple 🔥 Share Unique ⭐ Share Premium
🎯 Pilih style yang sesuai kebutuhan Anda

Berita Terkait

Dewan Pers Bahas Kekerasan Jurnalis Perempuan di Kalsel
Berpotensi Jerat Jurnalis, Prof Hendri: Kawal Penerapan UU ITE
Pendapatan Tanah Bumbu 2026 Diperkirakan Hanya Mencapai Rp 2,3 Triliun Rupiah
Pemekaran 17 Desa di Tanah Bumbu Dinilai Layak
Karir Johan Budi Mulai Jurnalis, Jubir KPK dan Presiden, Sampai Komisaris
Sambut HPN 2026, SMSI Siapkan Rekomendasi Kebijakan Strategis ke Pemda dan Dewan Pers
Uang Pemda Nganggur, Menkeu: Kita Ambil
Temuan Rp 41 Miliar di PT Bangun Banua, Muhidin Akan Tempuh Jalur Hukum

Berita Terkait

Jumat, 31 Oktober 2025 - 15:40 WIB

Dewan Pers Bahas Kekerasan Jurnalis Perempuan di Kalsel

Rabu, 29 Oktober 2025 - 17:44 WIB

Berpotensi Jerat Jurnalis, Prof Hendri: Kawal Penerapan UU ITE

Jumat, 24 Oktober 2025 - 08:16 WIB

Pendapatan Tanah Bumbu 2026 Diperkirakan Hanya Mencapai Rp 2,3 Triliun Rupiah

Kamis, 23 Oktober 2025 - 07:48 WIB

Pemekaran 17 Desa di Tanah Bumbu Dinilai Layak

Rabu, 22 Oktober 2025 - 08:57 WIB

Karir Johan Budi Mulai Jurnalis, Jubir KPK dan Presiden, Sampai Komisaris

Berita Terbaru

Tanah Bumbu

Tanah Bumbu Raih Terbaik 3 Akselerasi IETPD

Senin, 17 Nov 2025 - 14:34 WIB

Tanah Bumbu

KIP Kalsel Apresiasi Diskominfosp Tanbu Dukung Kegiatan Monev

Minggu, 16 Nov 2025 - 11:27 WIB