MAKASSAR, Goodnews.co.id – Megaproyek reklamasi Center Point of Indonesia (CPI) belum lama ini menuai sorotan karena kasus prewedding berbayar di dalam kawasannya.
CPI awalnya bagian dari master plan rencana reklamasi kawasan strategis bisnis global terpadu Makassar yang dinamakan The Equlibrium Centerpoint Park (ECP) yang mana lahan hasil reklamasinya kini dikelola Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel), pengembang hingga Pemerintah Kota Makassar yang juga mengklaim hak lahan di CPI.
Untuk diketahui, proyek CPI ini berjalan sesuai Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemprov Sulsel di era Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, dan PT Yasmin Bumi Asri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perusahaan Yasmin terpilih menjadi pihak pengembang proyek CPI. Persiapan pelaksanaan pekerjaan proyek CPI dimulai pada akhir tahun 2013. PT Yasmin Bumi Asri membentuk Joint Operation (JO) Ciputra Yasmin dengan anak usaha kelompok bisnis Ciputra Group, PT Ciputra Surya.
Sesuai catatan akhir tahun Walhi Sulsel 2018, reklamasi kawasan CPI dan rencana reklamasi untuk proyek lainnya seluas 4.000 hektare termuat di Perda RT/RW Makassar nomor 4 tahun 2015.
Luas total proyek CPI ini seluas 157,23 hektare. Sesuai perjanjian, Pemprov akan memperoleh lahan seluas 50,47 hektare. Sisanya CitraLand City Losari seluas 106,76 hektare.
Desain CPI bila dilihat dari angkasa membentuk simbol burung garuda raksasa di tengah laut, sebuah simbol kemegahan Indonesia. Masterplan yang menyerupai burung garuda raksasa ini diadopsi dari posisi Makassar yang dinilai strategis.
Simbol itu juga untuk merepresentasikan Makassar sebagai hubungan bisnis, industri dan jasa. Makassar dinilai sebagai kekuatan kedua setelah Jakarta.
Direktur Utama PT Ciputra Surya, Harun Hajadi, pada 23 Juni 2015 lalu menuturkan simbol burung garuda merupakan ide kreatif Danny Pomanto saat menjalani profesi arsitek, sebelum menjadi Wali Kota Makassar.
Rancangan ini mengalami penyesuaian dan penyempurnaan. Sehingga tercipta rancangan induk seperti burung garuda raksasa tersebut.
Proyek reklamasi dimulai saat penandatanganan kontrak pekerjaan reklamasi antara PT KSO Ciputra Yasmin dengan PT Boskalis Internasional Indonesia. Kontrak pekerjaan dilakukan pada Kamis, 24 Maret 2016 silam.
Boskalis adalah kontraktor asal Belanda yang berdiri sejak tahun 1910 dengan nama Royal Boskalis Westminster dan telah menjadi perusahaan publik pada tahun 1970.
Untuk urusan reklamasi, Boskalis punya pengalaman di berbagai negara seperti di Singapura, Hongkong, Panama, Maladewa, Bahrain, dan sebagainya.
Nilai tahap awal proyek reklamasi ini mencapai Rp 2,5 triliun. Terdiri dari biaya reklamasi yang dikerjakan Boskalis maupun yang telah dan akan dikerjakan kontraktor lokal.
Konsultan supervisi proyek PT Witteveen Bos Indonesia juga berasal dari Belanda. Witteveen punya beberapa proyek yang pernah didesain dan disupervisi di Indonesia seperti reklamasi Pantai Ancol, reklamasi Pantai Kapuk, reklamasi Kapuk Naga Indah, reklamasi Pantai Mutiara Pulau H.
Sebagai pemenang tender pelaksana reklamasi, Boskalis punya jangka waktu pelaksanaan 24 bulan. Kontrak dilakukan 24 Maret 2016 dan sesuai perencanaan, reklamasi diharapkan rampung Maret 2018.
Boskalis menggunakan kapal Fairway untuk melakukan pengisian pasir di area reklamasi. Kemampuan angkut kapal tersebut lebih dari 30 ribu kubik.
Kawasan yang ditimbun pasir di atas laut bervariasi mulai dari 6 meter hingga 16 meter. Pada tahap awal, kebutuhan pasir sebanyak 11 juta meter kubik. Pasir didatangkan dari Takalar.
Pekerjaan reklamasi tak berjalan mulus karena cukup banyak kontroversi. Termasuk protes dari nelayan, LSM, dan sebagainya yang menilai proyek ini merusak lingkungan dan memberi dampak negatif kepada warga pesisir. Sehingga Boskalis baru bisa merampungkan reklamasi pada Desember 2018.
Setelah reklamasi lahan tuntas pada 2018, pembangunan konstruksi di kawasan ini terus dikebut. Pengembang mulai membangun infrastrukur dasar jalan, jembatan, saluran, taman, jaringan air, jaringan listrik dan lainnya.
Dibangun di atas lahan lebih dari 100 hektare, CitraLand City ini sebuah konsep superblok terpadu. Secara bertahap pembangunan klaster perumahan dan apartemen terus dipacu di kawasan ini.
Di lokasi komersil ini juga akan dibangun Ciputra World Makassar di lahan seluas 4,3 hektare. Kawasan ini diimpikan menjadi ikon baru Makassar. Di kawasan ini dibangun mal, apartemen, hotel dan perbankan.
Selain itu, di area CitraLand City ini juga telah beroperasi Universitas Ciputra Makassar. Sejumlah bangunan-bangunan ikonik yang telah dibangun menarik pengunjung datang bahkan menjadi lokasi foto prewedding.
Pada tahun 2016, pembangunan sejumlah proyek di lahan CPI yang menjadi milik Pemprov juga dimulai. Selain pembangunan jembatan yang menjadi akses utama, di kawasan ini juga dibangun gedung Wisma Negara.
Selain itu, pembangunan Masjid 99 Kubah juga dimulai di era Gubernur Syahrul Yasin Limpo saat itu. Pembangunan masjid ini sempat terhenti kemudian dilanjutkan dan ditarget rampung oleh Gubernur saat ini, Andi Sudirman Sulaiman.
Selain Masjid 99 Kubah, di kawasan ini juga terdapat kawasan pantai pasir putih. Juga kawasan Lego-lego yang menjadi pusat kuliner.
Di era Nurdin Abdullah (NA) menjadi gubernur, di kawasan ini direncanakan akan dibangun megaproyek menara kembar, Twin Tower. Proyek ini direncanakan akan dilanjutkan lagi pemerintahan saat ini.
Andi Sudirman juga merencanakan sejumlah proyek besar di lahan milik Pemprov di CPI, termasuk rencana membangun rumah sakit (RS) otak, jantung dan kanker. Proyek ini akan dibangun di lahan seluas 6,2 hektare.
Lahan untuk Pemprov sejauh ini belum sepenuhnya diserahkan. Pelaksana reklamasi masih ada kewajiban lahan pengganti seluas 12 hektare. Lahan ini pengganti tanah tumbuh di Kawasan CPI.
Pemkot Makassar juga mengklaim punya jatah lahan di Kawasan CPI. Wali Kota Makassar ,Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto, menyebut, pihaknya punya bagian seluas 3,3 hektare.
Rencananya di kawasan seluas 3,3 hektare ini akan dibangun New Balai Kota Makassar. Danny menyebut, sudah merencanakan pembangunannya sejak 2018.
Lokasi pembangunannya disebut Danny berada di dekat pintu masuk kawasan CPI. Danny mengklaim lahan ini sudah dijanjikan sebagai bentuk kontribusi ke Pemkot dari pelaksana reklamasi.
Danny menyebut proyek jauh dirancang sebelum Pemprov juga ingin membangun proyek Twin Tower. Rencananya, proyek New Balai Kota Makassar ini akan dimulai pada 2023 nanti.
CitraLand City Center Point of Indonesia (CPI) Makassar menyabet tiga penghargaan bergengsi di ajang FIABCI-REI Excellence Awards 2024. Ajang tersebut merupakan platform paling bergengsi di industri properti Indonesia, mempertemukan pelaku usaha terbaik yang siap bersaing dalam skala nasional maupun internasional.
CitraLand City CPI membuktikan keunggulannya dengan membawa pulang Gold Winner dalam tiga kategori, yaitu Masterplan-Medium, High-End Housing, dan Residential High-Rise. Penghargaan ini menjadikannya satu-satunya proyek yang berhasil memenangkan tiga kategori sekaligus dengan kategori Gold Winner.
Penghargaan ini mencerminkan komitmen manajemen untuk terus menghadirkan kualitas terbaik dalam pengembangan kawasan, desain hunian, dan fasilitas yang berkelas dunia.
Prestasi ini tak hanya mengukuhkan posisi CitraLand City CPI sebagai pemimpin industri properti di Indonesia, tetapi juga membuka jalan bagi proyek ini untuk bersaing di tingkat global.
Adapun penghargaan diterima langsung oleh General Manager CitraLand City CPI, Nicky Putra Perwira Meliala, dan Marketing Manager Anastasia Winadi dalam acara puncak yang berlangsung di Bandung pada 4 November 2024.
“Penghargaan ini merupakan bukti nyata dari dedikasi perusahaan dalam menciptakan hunian modern yang berkelanjutan,” ujar Nicky dalam keterangannya, Rabu (11/12/2024).
CitraLand City CPI dikenal sebagai kawasan Central Business District (CBD) pertama di Indonesia Timur dengan konsep waterfront city. Kawasan ini menawarkan pengalaman hunian yang tak tertandingi, menggabungkan arsitektur modern, fasilitas kelas dunia, dan keberlanjutan lingkungan.
Proyek ini dikembangkan dengan visi untuk menjadi The New City of Makassar, menghadirkan beragam fasilitas premium, seperti pusat perbelanjaan, hotel berbintang lima, area komersial multifungsi, dan rumah sakit.
Dengan konsep ini, CitraLand City CPI tak hanya menjadi pilihan utama bagi penghuni lokal tetapi juga menarik perhatian investor dari seluruh Indonesia dan dunia.
Keberhasilan ini juga menempatkan CitraLand City CPI sebagai salah satu pengembang properti perumahan makassar, yang siap bersaing di tingkat global. Dengan pencapaian ini, proyek ini dipastikan akan mendapatkan perhatian dalam ajang properti internasional, termasuk FIABCI World Prix d’Excellence Awards yang akan datang.
Dalam sambutannya, Nicky menyampaikan, penghargaan ini bukan hanya prestasi perusahaan, tetapi juga kebanggaan bagi Kota Makassar.
“Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi dalam pengembangan kawasan ini. Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk memberikan yang terbaik bagi penghuni, masyarakat, dan kota Makassar secara keseluruhan,” jelas Nicky.
Dengan visi besar, fasilitas kelas dunia, dan komitmen terhadap keberlanjutan, CitraLand City CPI telah menjadi ikon modern yang tidak hanya merepresentasikan kemajuan Makassar tetapi juga mencerminkan masa depan industri properti Indonesia.
Melalui penghargaan ini, CitraLand City CPI tidak hanya mencetak sejarah baru tetapi juga memberikan inspirasi bagi pengembang lain untuk terus berinovasi. (E)