TANAH BUMBU, Goodnews.co.id – Berdo’a merupakan kebutuhan hamba kepada Allah, hal itu disampaikan Guru Ahmad Subandi dalam pengajian malam Jum’at di masjid Darul Azhar, Desa Bersujud, Kamis malam (6/7/2023).
Do’a merupakan senjata bagi orang mukmin, bahkan ketika tangan dan mulut orang tua tak lagi mempengaruhi perubahan perilaku anak yang nakal atau bandel maka doa menjadi senjata ampuh untuk melunakkan anak.
Hidup sehari-hari memang butuh duit, tetapi harus dengan dengan doa, karena kalau seseorang itu berusaha mencari duit kemudian dia rugi, kata Guru Subandi, maka pada hakekatnya ia tetap untung dihadapan Allah Swt.
Sebaliknya, jika seseorang memulai bekerja tidak dengan doa, meski dia untung secara zhahir tetapi dia rugi secara hakekat di hadapan Allah.
Dulu, katanya, auliya Allah bisa cepat dikabulkan do’anya tapi bisa juga diperlambat oleh Allah.
Ketika do’a para auliya diperlambat maka mereka suka karena penantian itu merupakan bagian dari ibadah.
“Semakin pian berdoa, semakin lambat kabul, semakin pian sabar, maka semakin Allah memberikan banyak pahala yang berlipat-lipat ganda,” kata Guru Subandi.
Ia menjelaskan bahwa berdo’a itu hakekatnya bukan soal makbul atau tidak makbul, tetapi hakekatnya adalah menghambakan diri pada Allah.
“Allah berfirman, siapa yang berdoa pasti Aku kabulkan. Disebutkan dalam tafsir (firman Allah itu) tidak ada keterangan tempat atau waktu, kapan atau dimana Allah mengabulkan do’a,” tuturnya.
Do’a dikabulkan atau tidak itu merupakan ujian dari Allah, apakah seorang hamba itu bersabar atau tidak.
Sehingga ia pun mengajak jamaah pengajian untuk bersabar dalam memohon kepada Allah.
“Kalua kita rajin berdoa insya Allah sholeh sholehah,” katanya.
Ia menyebutkan, Allah mengabulkan dengan tiga cara. Pertama, mengabulkan secara langsung. kedua, mengabulkan dengan cara beransur-ansur. Ketiga, mengabulkannya di akhirat.
Hal penting, katanya, adalah bertawakkal (berserah diri) kepada Allah seperti khodam (pembantu). Ia tidak mengkhawatirkan permohonannya dikabulkan atau tidak, yang penting baginya adalah melaksanakan tugas pengabdiannya sebagai khodam, berdo’a dan pasrah.
Ia pun memberikan penjelasan, bertawakkal itu seperti sandaran, siapa yang tidak bertawakkal ibarat orang yang tak punya sandaran dan terjatuh. Sehingga ia menyampaikan untuk selalu berdo’a, dan pasrah kepada Allah.
Pengajian Malam Jum’at dihadiri para pejabat dan masyarakat Tanah Bumbu. Melalui Kabag Ortal Kabupaten Tanah Bumbu, Syaikul Ansari, menyampaikan Bupati Zairullah Azhar tidak hadir karena sedang berada diluar kota, meski demikian, pengajian tetap ramai dihadiri para jamaah. (MAS)