TANAH BUMBU – Badan Pendapat Daerah (Bapenda) Kabupaten Paser melakukan kunjungan study komparasi di Kabupaten Tanah Bumbu untuk mempelajari potensi pendapatan asli daerah. Jum’at, (12/11/2021).
Kehadiran Bapenda Paser disambut Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar, Sekretaris Daerah Ambo Sakka, Kepala BPPRD Kabupaten Tanah Bumbu Sulhadi. Zairullah menyampaikan bahwa Tanah Bumbu dan Paser memiliki banyak kesamaan, selain pernah sama-sama satu kebupaten dengan Kotabaru sebelum pemekaran, juga memiliki geografis yang sama, berada pada wilayah yang memiliki kandungan batubara.
Meski kedatangan rombongan Bapenda Kabupaten Paser untuk belajar, tapi Zairullah lebih mengutamakan pada saling sharing informasi terkait dengan potensi dan upaya meningkatkan pendapatan daerah.
“Kita perlu saling tukar informasi, sama-sama belajar lah. Tidak ada yang lebih, pasti ada kurang ada lebih. Itu sesuatu yang sangat biasa. Tinggal bagaimana saling memberikan informasi secara terbuka.” Ucap Zairullah Azhar.
Sharing informasi lebih pada bagaimana mendapatkan PAD bagi daerah yang terdapat ekplorasi tambang batubara. Selain itu potensi pendapat dari usaha sarang walet, parkiran, dan ruko juga menjadi diskusi dalam pertemuan tersebut.
Sekretaris Daerah Ambo Sakka menyampaikan bahwa saat ini perekonomian daerah mulai menggeliat, secara global harga batubara juga naik, tapi mengapa pendapatan daerah belum menunjukkan kenaikan yang signifikan.
Menurutnya memang ada aturan pusat mengenai pajak dan retribusi tapi perlu sinkronisasi ekstensifikasi dan intensifikasi, contohnya pada bidang usaha perkebunan dan sarang walet. Kendala yang dihadapi di lapangan ketika bertemu dengan pengusaha walet, mereka selalu merasa rugi ketika diminta membayar pajak namun bila mereka sesama pengusaha walet bertemu, mereka membicarakan keuntungan yang luar bisa dari hasil usaha sarang walet. Hal seperti ini, kata Ambo Sakka, yang perlu dimaksimalkan, apalagi perda sarang walet telah disahkan.
Dia juga pengisahkan bahwa bulan-bulan terakhir ini pemerintah daerah intens melakukan pembahasan potensi pendapatan asli daerah dan pembangunan infrastruktur. Baru-baru ini tim Tanah Bumbu telah mengunjungi bendungan di Kabupaten Tapin. sebab dalam waktu dekat pemerintah daerah juga akan membangun bendungan yang lebih luas dari bendungan Tapin disertai pembangkit listrik tenaga tenaga air berkapasitas 41 MW, yang dapat dijual pada wilayah sekitar sebagai penopang ibukota Indonesia yang baru.
“Kami di kabupaten ini sudah berbenah, antisipasi untuk persinggahan ibukota yang baru. Termasuk kemarin kunjungan ke Bendungan Tapin, untuk pembangunan bendungan di Kabupaten Tanah Bumbu. Jadi bila bendungan (kusan) itu jadi, listrik kita nanti akan kita jual ke Ibukota negara yang baru.” Ujar Ambo sakka.
Kepala BPPRD Kabupaten Tanah Bumbu Sulhadi menjelaskan bahwa di Tanah Bumbu membuat target pajak 2021 senilai 70 milyar kemudian dinaikkan menjadi 125 milyar.
“Target tahun 2019 itu 57 milyar, tahun 2020 turun 43 milyar karena pandemi, tahun 2021 naik 70 milyar kemudian dinaikkan di perubahan menjadi 125 milyar.” Terangnya.
Jika dibandingkan antara pajak dan retribusi, retribusi di Kabupaten Paser lebih besar dari pajak. Sementara di Kabupaten Tanah Bumbu terjadi sebaliknya, pajak lebih besar dari retribusi.
“Kalau kami malah retribusinya kecil, karna begitu kita susun target mereka selalu mengatakan kecil. Bahkan realisasi dari retribusi memang masih kurang. Kalau pajak, dibandingkan Kotabaru, Kami sudah melampaui mereka sebenarnya. Tapi, retribusi berarti yang perlu kami genjot lagi.” Sulhadi.
APBD Tanah Bumbu tahun 2020 1.563.079.472.370, tahun 2021 1.902.834.408.524, Berdasarkan upaya peningkatan PAD, ada 3 hal yang harus dikerjakan, ekstensifikasi pendapatan, intensifikasi pendapatan, dan penguatan kelembagaan. (MAS)