TANAH BUMBU – Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan 7 Februari pukul 08.30 Wita di Lapangan 7 Februari Pagatan Kecamatan Kusan Hilir, Senin (7/2/2023), dihadiri Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tanah Bumbu.
Tujuh Februari 1946 merupakan hari peristiwa pertempuran melawan pasukan belanda yang masuk ke Pagatan melalui jalur laut. Pasukan Pagatan yang dipimpin HM Nuhung hanya menggunakan bambu runcing dan keris sehingga banyak pasukan yang gugur dalam pertempuran. Selanjutnya, peristiwa 7 Februari ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai Hari Pahlawan rakyat Pagatan.
Peringatan Hari Pahlawan 7 Februari tahun 2023 ini, mengusung “Semangat Juang Pahlawan 7 Februari Ciptakan SDM Berkualitas untuk Mewujudkan Tanah Bumbu Menuju Serambi Madinah.”
Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar pada upacara peringatan Hari Pahlawan 7 Februari 1946 merupakan momentum mengambil hikmah kebangkitan nilai perjuangan dan patriotisme, nilai-nilai religius, serta menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, produktif, dan berakhlak mulia, untuk menunjang mewujudkan Tanah Bumbu Menuju Serambi Madinah.
Sebagai generasi yang menghormati para pahlawannya, Zairullah Azhar mengajak tokoh dan masyarakat mendoakan para pahlawan semoga mereka selalu dalam keridhaan Allah Swt serta mengenang jasa pahlawan yang telah memperjuangkan kedaulatan negara republik Indonesia.
Setelah upacara peringatan Hari Pahlawan 7 Februari, Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tanah Bumbu melanjutkan ziarah makam pahlawan di Desa Mattone Kecamatan Kusan Hilir.
Berikut nama-nama tokoh yang gugur dalam pertempuran 7 Februari 1946, Haji Muhammad Nurung, Muhammad Khuzalifah atau La Capa, Abdurahim, La Sennung, La Ongke, La Patiroi, La Dewa, Daeng Patompo atau Pua Tengah, La Rambang, La Gebe,’ La Natong, La Baita atau Ambo Tore, Abdurahman, La Gante atau Ambo Muhayyang, Daeng Massiring, La Amassaude,’ Muhayyang atau La Tenga, La Kamile, Muhammad Sanusi atau Ambo Muluking, La Beddu atau Wa Mide, La Tunggang, Abdul Kadir atau Pua Ade, La Beddong, La Muda, La Temmi atau Ambo Dokkeng, Haji Abdul Muin, Muhammad Dahlan atau La Dalang, La Kandecong atau Wa Ceddung, La Warekk’keng atau Wa Naka, La Huje, La Masseed’de atau Ambo Maremmang, La Semmag’ga atau Wa’na La Semmang, La Dandu, Anang, Panangah, La Saleng, Lemmang. (MAS)