TANAH BUMBU, Goodnews.co.id – Dalam pengajian Serambi Madinah Pemda Tanah Bumbu, Gunung Tinggi, Kamis (18/1/2024), Ustadz Abdul Hamid menyampaikan agar tak malu mengetahui kebiasaan buruk keturunan keluarga.
Dihadapan para jamaah pejabat dan staf Pemerintah Daerah (Pemda) Tanah Bumbu, ia menyampaikan, apabila ditemukan dalam keturunan keluarga hal-hal yang baik maka wajib untuk diteruskan, tapi apabila ada hal-hal yang tidak bagus maka wajid untuk dihentikan.
Terkadang ada orang tidak mau tahu atau malu karena mengetahui silsilah keluarganya tidak baik maka menurutnya, sebagai keturunan dari orang tuanya, tidak boleh merasa malu.
“Jika keturunan kita itu baik maka wajib kita untuk melanjutkan (kiai atau dermawan misalnya),” katanya.
Contoh kebiasaaan buruk, katanya, ada keturunan kedua dari generasi penerus keluarga yang dulunya memakai ilmu hitam, yang membuat seseorang tidak dapat mati kecuali ilmu itu diteruskan kepada keturunannya, maka itu wajid dihentikan.
Adapun contoh kebiasaan buruk di masyarakat yaitu menaruh sesajen di atas kapal dengan alasan supaya kapal tidak terbalik jika berlayar.
Cara menghentikan ilmu hitam, katanya, adalah melakukan ritual yang sama dengan menaruh sesajen dengan tujuan sebagai sesajen terakhir dan menyampaikan supaya tidak mengganggu anak cucu generasi selanjutnya.
Tetapi ia menyampaikan meski ada keburukan-keburukan pada keturunan sampai kepada nenek moyang, ia menghimbau tetap berprasangka baik.
Bahkan ia menyampaikan, berprasangka baik kepada orang buruk pun akan mendatangkan kebaikan.
“Berbaik sangka kepada orang jelek sekalipun, akan mendatangkan kebaikan kepada kita, sebaliknya berburuk sangka kepada orang baik sekalipun tidak akan mendapat kebaikannya,” kata Ustadz Abdul Hamid dari Kementerian Agama Kabupaten Tanah Bumbu. (A)