TANAH BUMBU – Ustadz Hidayatullah menyampaikan, dalam Qur’an banyak cerita-cerita yang bertujuan mengokohkan iman kaum muslimin.
Pengajian Selasa pagi (27/9/2022) setelah shalat dhuha di kantor Bupati Tanah Bumbu Jalan Dharma Praja Kelurahan Gunung Tinggi. Ustad Hidayatullah menganjurkan banyak membaca sejarah Nabi Muhammad Saw, apalagi pada bulan ini adalah bulan Rabiul Awwal, bulan Nabi Muhammad dilahirkan.
Diceritakan dalam sejarah Nabi Muhammad Saw, kata Ustadz Hidayatullah, beliau orang yang suka menyenangkan hati para sahabatnya.
Suatu ketika ia melihat salah seorang sahabat yang sering duduk di bagian belakang dalam majelis. Nabi memperhatikan orang itu seperti orang yang ingin menyampaikan sesuatu tetapi tidak tersampaikan.
Nabi ingin menemuinya langsung tetapi orang tersebut selalu menghilang ketika Nabi ingin menemuinya.
Maka suatu ketika nabi tidak muncul dalam majelis itu dan mencari sahabat tersebut. Melihat orang itu akan menghilang atau pergi lagi, Rasulullah menangkap tangannya.
“Langsung ditangkap di tangan, nah handak kemana ikam,” kata Ustadz Hidayatullah dengan versinya.
Nabi menceritakan bahwa Nabi melihatnya beberapa kali seperti ingin menemuinya, tapi sahabat tersebut tidak pernah mendatangi Nabi Muhammad Saw, rasulullah. Sehingga rasulullah menanyakan mengapa terjadi demikian.
Sahabat itu akhirnya menceritakan bahwa dirinya ingin sekali bersalaman dengan rasulullah tapi niat itu tidak pernah dilaksanakan
“Saya malu, saya mau salaman dengan rasulullah tapi malu,” kata Ustadz Hidayatullah mengisahkan jawaban sahabat rasulullah.
Nabi kemudian bertanya, apa yang membuatmu malu, bukankah sahabat lain juga salaman dengan rasulullah.
“Tidak pantas wahai rasulullah,” kata Ustadz Hidayatullah menirukan jawaban sahabat rasul.
Rasulullah kemudian mengayungkan tangannya untuk menyalami sahabat tersebut tapi tetap ditolak oleh sahabat.
Namun sahabat itu akhirnya menyalami tangan rasulullah dengan telapak tangan sahabat yang kasat dan benjolan-benjolan di telapak tangan akibat pekerjaan yang ia lakukan setiap hari.
Nabi pun merasakan kulit tangan sahabat itu dan bertanya mengapa tangan sahabat seperti itu. Sambil menangis sahabat itu bercerita, dirinya adalah orang susah, turun temurun bekerja sebagai kuli pemecah batu gunung Uhud, setiap hari berpanas-panasan memecah batu untuk menghidupi anak dan istrinya.
Dari sumber lain disebutkan malu bertemu dengan nabi karna bau badannya, bau terik matahari disebabkan pekerjaan sebagai pemecah batu. Sehingga ia malu bertemu dan bersalaman dengan rasulullah.
Mendengar jawaban itu, rasulullah mempersaksikan dengan sahabat-sahabat yang lain, kemudian mencium tangan sahabat yang kasat dan kasar itu.
“Nabi bersabda, tangan laki-laki yang seperti ini, haram disentuh api neraka Allah,” ucap Ustadz Hidayatullah.
Begitulah kisah rasulullah, akhlak rasulullah, yang menghargai sahabatnya, yang menurut Ustadz Hidayatullah, kisah yang mengokohkan iman dalam hati. Sama halnya kisah-kisah yang banyak terdapat dalam Qur’an, untuk mengokohkan iman.
“Sehingga Allah berfirman: semua kisah yang Aku ceritakan kepadamu wahai Muhammad dari kisah rasul-rasul sebelumnya, semuanya bertujuan menetapkan (mengokohkan) apa yang ada di dalam hatimu,” kata Ustadz Hidayatullah mengutip dari Qur’an Surah Hud.
Oleh karena itu, ia mengajak kepada jamaah shalat dhuha untuk banyak membaca sejarah, membaca Qur’an, lebih-lebih di bulan maulid ini agar iman terus bertambah dan bersemangat.
“Bertambah iman di dalam dada sehingga semakin bersemangat beribadah dan menjauhi larangan Allah Swt,” tambahnya. (MAS)