TANAH BUMBU – Wakil Bupati Tanah Bumbu Muhammad Rusli menghadiri upacara Melasti di pantai Madani Desa Sungai Loban Kecamatan Sungai Loban, upacara ini sebagai rangkaian untuk memperingati Hari Raya Nyepi tahun Saka 1944. Senin (28/2/2022).
Kegiatan Upacara Melasti dilakukan di sumber air suci kelembutan, campuran, patirtan, dan segara. Acara melasti biasanya dilakukan dengan membawa arca, pretima, barong yang merupakan simbolis untuk memuja manifestasi Tuhan Ida Sang Hyang Widi Wasa diarak oleh umat Hindu menuju laut atau sumber air untuk memohon pembersihan dan tirta amertha (air suci kehidupan).
“Bagi Umat Hindu, laut atau danau adalah sumber air kehidupan atau tirta amertha. semoga dalam upacara Melasti ini umat Hindu Kabupaten Tanah Bumbu agar senantiasa mengasihi semua makhluk ciptaan tuhan.” Kata Rusli dalam sambutannya.
Muhammad Rusli hadir bersama Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata dan tokoh adat I Wayan Sudarma, mengungkapkan bahwa ibadah seperti upacara Melasti merupakan hal positif, bagi umat beraga Hindu di Kabupaten Tanah Bumbu, yang sedang mengusung visi Tanah Bumbu maju, unggul, mandiri, religius, demokratis.
Ia merasa bangga dengan kekayaan budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh masyarakat Tanah Bumbu, yang menjunjung tinggi rasa toleransi dalam melaksanakan ibadah atau adat istiadat masing-masing agama.
“Satu sama lain sangat menghormati dan menghargai. Sikap toleransi ini harus kita jaga dan pertahankan.” Harap Wakil Bupati Rusli yang sangat menghargai perbedaan agama.
Upacara Melasti dilakukan setiap satu tahun sekali, sebagai rangkaian dari Hari Raya Nyepi. Makna Melasti dalam Lontar Sunarigama dan Sanghyang Aji Swamandala dirumuskan dalam bahasa jawa kuno dengan menyebut “Melasti ngarania angiring prewatek dewata angayutaken laraning jagat, papa klesa, letuhing bhuwana.”
Dilansir dari Bulelengkab.go.id, Salah satu tujuan dari lima tujuannya adalah adalah ngiring prewatek dewata, artinya upacara Melasti itu hendaknya didahului dengan memuja Tuhan dengan segala manifestasinya dalam perjalanan Melasti. Tujuannya untuk dapat mengikuti tuntunan para dewa sebagai manifestasi Tuhan, dengan mengikuti tuntunan Tuhan, manusia akan mendapatkan kekuatan suci untuk mengelola kehidupan di dunia.
Para dewata disimbolkan hadir mengelilingi desa, sarana pretima dengan segala abon-abon Ida Bhatara. Disebutkan bahwa semestinya rumah yang dilewati oleh iring-iringan Melasti itu menghaturkan sesaji, setidaknya canang dan dupa lewat pintu masuknya Ida Bhatara yang disimbolkan lewat rumah.
Tujuan dari berbhakti tersebut agar kehadiran beliau dapat dimanfaatkan oleh umat untuk menerima wara nugraha Ida Bhatara menifestasi Tuhan yang hadir melalui Melasti itu. (MAS)