TANAH BUMBU – Guru Suhuful Amri atau Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Tanah Bumbu menyampaikan peristiwa besar di bulan Sya’ban, yaitu perpindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke arah Masjidil Haram, pada pengajian malam Jumat di masjid Darul Azhar Desa Bersujud, (2/3/2023)
Pengajian rutin Lailatul Jum’at yang dimulai dengan shalat Magrib ini, Guru Suhuful Amri menyampaikan peristiwa besar dan Allah menurunkan beberapa ayat al-Qur’an diantaranya.
Fawalli wajhaka syateral masjil aqsha ila masjidil haram yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw.
“Turun pada malam Selasa persis pada malam nisfu sya’ban,” kata Guru Suhuful Amri.
Suhuful Amri menjelaskan bahwa ketika Rasulullah telah hijrah dari Kota Mekkah ke Kota Madinah, Rasulullah melaksanakan shalat bersama sahabat dan ummat Islam menghadap ke Baitul Maqdis. Itu dilakukan selama 17 bulan 3 hari.
Orang-orang Yahudi selalu mengolok-olok Nabi Muhammad Saw dan umat Islam pada waktu itu karena agama baru yang dibawa Nabi Muhammad Saw beribadah menghadap Baitul Maqdis, sama arah ibadah dengan orang-orang Yahudi.
“Setiap hari orang Yahudi menjadikan bahan olok-olok hingga turun ayat fawalli wajhaka syateral masjidil aqsa ilal masjidil haram. Hai Muhammad hadapkan wajahmu ke Masjidil Haram (Makkah). Ini turun pada malam nisfu sya’ban,” katanya.
Ayat tersebut menjadi dasar perpindahan kiblat kaum muslimin yang sebelumnya menghadap ke arah masjidil Aqsa ke Masjidil Haram, Ka’bah Kota Mekkah.
Sehingga Guru Suhuful Amri manambahkan penjelasan bahwa ketika umat Islam melaksanakan ibadah umroh atau haji, diharapkan melaksanakan shalat sunah pertama ke arah Baitul Maqdis kemudian shalat dua rakaat ke arah ke Masjidil Haram. Sunah ini, katanya, sebagai mengenang peristiwa turunnya perintah Allah untuk memalingkan wajah dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram.
Selanjutnya, ayat kedua yang turun pada bulan Sya’ban adalah ayat 56 dari Surah al-Ahzab yaitu Innallaha wamala ikatahu yushalluna ‘alannabi, ya ayyuhal ladzina amanu shallu alaihi wa sallimu taslima artinya sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh kehormatan kepada Nabi Muhammad.
Ayat tersebut adalah perintah dari Allah untuk selalu mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, yang memiliki banyak keutamaan terhadap orang yang selalu mengucapkan shalawat kepada nabi.
Guru Suhuful Amri menyampaikan, dalam asbabun nuzul ayat 56 pada Surah al-Ahzab, diturunkan pada hari ke 10 bulan sya’ban. Ayat tersebut menjadi perintah Allah untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk memperbanyak shalawat pada bulan sya’ban.
“Karena perintah shalawat turunnya di bulan sya’ban,” terangnya.
Ayat ketiga yang turun pada bulan Sya’ban, katanya, adalah surah al-Baqarah ayat 183, yaa ayyuha ladzina amanu kutiba alaikumus siam kama kutiba ‘allal ladzina mingqablikum la ‘allakum tattakun, artinya hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu berpuasa, agar kamu termasuk orang-orang yang bertaqwa.
“Ini perintah untuk ibadah puasa, turunnya di bulan Sya’ban, tapi masa berlaku SKnya sebulan berikutnya, di bulan Ramadhan,” katanya.
Ketiga ayat tersebut, kata Guru Suhuful Amri, menjadi salah satu keistimewaan yang dimiliki bulan Sya’ban, bulan yang setelahnya adalah bulan suci Ramadhan.
Pengajian malam Jumat dihadiri Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar, para pejabat dan pegawai pemerintah daerah, Anggota DPRD Tanah Bumbu, dan masyarakat umum. (MAS)