TANAH BUMBU – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tanah Bumbu Suhuful Amri dalam pengajian lailatul Jum’at di masjid Darul Azhar Desa Bersujud, Kamis malam (2/3/2023), mengisahkan sahabat Nabi Muhammad Saw tidak terkenal di bumi tapi terkenal di langit, yakni Sya’ban.
Ketika Rasulullah Muhammad Saw berhijrah atau berpindah dari Kota Mekkah ke Kota Madinah, Rasulullah memilih tempat tinggal dimana onta Rasulullah berhenti dan duduk.
Diceritakan dalam sejarah bahwa onta rasulullah singgah di atas tanah milik Abu Ayyub al-Anshari, sahabat nabi yang buta dan memiliki dua anak yatim bernama Sahal dan Suhail.
setelah tanah itu dibeli, tanah itu sekarang dikenal dengan nama raudah, dan Rasulullah Saw membangun masjid pertama di Kota Madinah dan Rasulullah juga membangun rumahnya di samping masjid tersebut. Banyak sahabat juga ikut membangun rumah di sekitar masjid kecuali Sya’ban.
Salah seorang sahabat bernama Ubay bin Ka’ab bertanya kepada Sya’ban mengapa ia tidak ikut bersama sahabat lain membangun rumah di dekat Rasulullah dan dekat dengan masjid.
Sya’ban menjawab bahwa ia masih ingin mempertahankan tempat tinggalnya mesti harus berjalan kaki dari rumah ke masjid selama 3 jam lamanya.
Ubay bin Ka’ab menawarkan hewan keledai sebagai kendaraan menuju masjid tapi Sya’ban menolak dengan alasan nabi pernah bersabda, “setiap satu langkah menuju masjid akan menghapus satu dosa dan mengangkat satu derajat.”
Dalam sejarah, Sya’ban tidak pernah terlambat melaksanakan shalat subuh di masjid bersama Rasulullah meski jarak antara rumah dan masjid sangat jauh.
Pernah suatu ketika rasulullah akan melaksanakan shalat subuh, dan salah seorang sahabat akan iqomah tapi rasulullah berkata, agar menunggu sahabat lain yang belum datang. Namun ternyata sahabat yang ditunggu-tunggu belum datang juga sementara waktu subuh segera berakhir, akhirnya nabi bersama sahabat melaksanakan shalat subuh karena khawatir waktu subuh akan segera habis.
Setelah shalat subuh Nabi Muhammad Saw menanyakan keberadaan Sya’ban, tapi tak seorang pun mengetahui. Nabi bersama sahabat mencari alamat Sya’ban dan mengunjungi rumah Sya’ban yang jarak tempuhnya selama kurang lebih 3 jam.
Guru Suhuful Amri menjelaskan, dari masjid Rasulullah ke rumah Sya’ban sampai masuk waktu dhuha, artinya perjalanan kurang lebih tiga jam lamanya.
Tiba di rumah Sya’ban rasulullah diterima oleh istrinya. Rasulullah menyampaikan maksud kedatangannya ingin menjenguk Sya’ban, tapi istri Sya’ban mengatakan “wahai Rasulullah suami saya Sya’ban meninggal sebelum masuk waktu subuh.”
Rasulullah pun mempersaksikan kepada para sahabatnya bahwa tak ada yang menghalangi Sya’ban shalat ke masjid hingga maut menjemputnya.
“Sya’ban ini dijamin oleh Allah masuk syurga,” kata Guru Suhuful Amri menirukan ucapan Rasulullah Muhammad Saw.
Nabi pun bertanya kepada istri Sya’ban, apakah ada wasiat yang disampaikan oleh sya’ban. Istrinya berkata, sebelum dia meninggal ia seolah-olah menyesal mengapa tidak lebih jauh, mengapa tidak yang lebih baik, dan mengapa ia tidak berikan semuanya.
Guru Suhuful Amri menceritakan bahwa sebelum roh Sya’ban berpisah dengan jasadnya, Allah tampakkan amal kebaikan Sya’ban, melihat syurga dan balasan amal kebaikannya.
Allah memperlihatkan balasan langkah kaki Sya’ban menuju masjid sehingga ia berkata “mengapa tidak lebih jauh.”
Allah juga memperlihatkan balasan ketika Sya’ban memberikan baju lapisan luarnya kepada seseorang yang sedang kedinginan di jalan, sehingga ia berkata “mengapa tidak memberikan yang baru.”
Kemudian penyesalan ketiga Sya’ban adalah ketika Allah memperlihatkan balasan ia memberikan makanan kepada orang yang kelaparan ketika ia menuju masjid, ia memberikan separuh makanannya kepada orang yang kelaparan tersebut, kemudian Allah memperlihatkan pahala memberikan makan dan berkata “mengapa tidak memberikan semuanya.”
Itulah tiga penyesalan Sya’ban ketika Allah memperlihatkan balasan atau pahala terhadap amal ibadahnya saat sakaratul maut. Rasulullah Muhammad Saw menyebut Sya’ban dijamin masuk Syurga.
Majelis Lailatul Jum’at tersebut dihadiri Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar, para pejabat di lingkungan pemerintah kabupaten, kecamatan, desa, serta dihadiri masyarakat umum. (MAS)