TANAH BUMBU – Setelah lama tidak merasakan pengajian siraman rohani malam Jum’at. Akhirnya Bupati Zairullah menghidupkan kembali pengajian malan Jum’at di Masjid Darul Azhar Jalan Batu Benawa, Desa Bersujud, Kecamatan Simpang Empat tadi malam setelah sholat Magrib. Kamis, (11/11/2021).
Zairullah Azhar merasakan dahsyat, bisa menghidupkan kembali pengajian malam Jum’at dan dihadiri oleh penceramah Guru Udin Pengasuh Majlis Taklim Nurul Amin, Samarinda.
“Rasanya dahsyat malam ini, kehadiran beliau (Guru Udin) akan memberikan hidayah dan berkah bagi kita semua.” Kata Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar.
Diceritakan bahwa pengajian malam jum’at ini sempat terhenti ketika dirinya duduk di DPR RI, pengajian rutin ditiadakan oleh bupati yang menjabat pada saat itu. Kemudian pada hasil pilkada 2020, Zairullah Azhar kembali terpilih sebagai bupati Tanah Bumbu dan menghidupkan kembali pengajian rutin malam jum’at.
“Alhamdulillah, majlis kita yang sudah 18 tahun lebih perjalan, walaupun disela ketika kami jadi anggota DPR RI terhenti sejenak. Tapi malam ini saya melihat dahsyat kehadiran kita semua dan ini tentu memberikan semangat dan motivasi kepada kita untuk terus melanjutkan perjungan kita bersama.” Kata Zairullah, mantan anggota DPR RI dua periode.
Sekian lama tidak ada pengajian malam jum’at, akhirnya kerinduan masyarakat Tanah Bumbu terobati dengan dimulainya pengajian malam jum’at yang dihadiri ribuan jamaah bahkan ada yang berasal dari luar Kabupaten Tanah Bumbu.
Saat ini Tanah Bumbu telah berhasil menurunkan level PPKM menjadi level 1, meski demikian, Zairullah tetap mengingatkan masyaarakat agar tidak lengah dan selalu menggunakan protokol kesehatan. Keberhasilan ini , katanya, berkat kerja keras bersama jajaran Pemerintah Daerah Tanah Bumbu, Polres, Kajari, ulama dan masyarakat.
Guru Udin dalam ceramahnya mengisahkan bagaimana sifat terpuji Baginda Muhammad Saw. Menyayangi anak yatim dan menyantuni janda-janda . prinsipnya orang yang menyayangi anak yatim adalah orang yang memiliki sifat yang terpuji. Hingga Guru Udin mengistilahkan, dhohirnya manusia tapi hakekatnya adalah Muhammad Saw.
“Semua sifat yang terpuji, itu bersumber dari sayyidina Muhammad. Zhohirnya adalah manusia tapi hakekatnya adalah sayyidul wujud Nabi Muhammad Saw.” Kata Guru Udin menjelaskan hakekat perbuatan terpuji itu.
Guru Udin mencontohkan Bupati Zairullah Azhar, wujudnya adalah Bupati Zairullah Azhar tapi hakehat perbuatan murahnya atau cintanya kepada anak yatim adalah mengambil sifat dari nabi Muhammad Saw
“Artinya zhohirnya Pak Zairullah namun hakekatnya sayyidul wudud Nabi Muhammad”. Tegas Guru Udin. “Keberkahan, kan keberkahan. Orang kaya zhohirnya dan bathin, mau memberi makan anak yatim,”
“Isya Allah, Insya Allah, Insya Allah, adalah orang-orang yang memelihara anak yatim seperti Pak Zairullah. Ha kadza (seperti ini posisi dalam syurga menunjukkan kedekatan jari telunjuk dan jari tengan). Ungkap Guru Udin menjelaskan kedekatan posisi Rasulullah Muhammad Saw dengan orang memelihat anak yatim seperti Bupati Zairullah Azhar.
Hal menarik lainnya dalam acara pengajian malam Jum’at adalah penampilan keistimewaan anak-anak yatim yang tinggal di Istana Anak Yatim Darul Azhar. Salah satunya Syafa’atus Salamah kelas XI, yang telah tinggal di Istana Anak Yatim selama 5 tahun. Syafa’atus Salamah menyampaikan cerita kepada Ayahandanya Zairullah Azhar, disaksikan semua jamaah pengajian malam Jum’at. Berikut potongan ceritanya.
Ayah. Terkadang ada beberapa anak yang tidak pernah tahu, bagaimana rasanya memiliki seorang ayah. Saat ananda harus membicarakan tentang ayah kandung ananda, ananda tidak pernah tahu apa yang harus ananda katakan tentangnya. Meski ananda mengenal sosok ayah ananda namun ananda tidak pernah tahu rasanya disayang. Dia telah pergi meninggalkan ananda dan ibu sejak ananda dalam kandungan.
Ananda tahu bahwa seorang anak pasti memiliki ayah. Tapi ananda tidak pernah tahu hidup bersamanya. Ananda tidak pernah bisa membayangkan bagaimana rasanya dilimpahi kasih sayang yang tulus darinya. Ananda tidak pernah merasakan kehadirannya dalam keseharian hidup ananda. Ananda tidak pernah pencicipi manisnya nafkah yang diberikan untuk ananda.
Ananda tidak pernah tahu bagaimana mencurahkan isi hati pada sosok bernama ayah. Ananda tidak pernah merasakan bagaimana nikmatnya bermanja-manja atau bercengkarama dengan sosok yang katanya selalu kuat menahan beban apapun demi anak-anaknya yang mereka cintai, karna mungkin tuhan tak pernah mengizinkan hal itu.
Demikianlah ananda tak pernah bisa bercerita banyak tentang sosok yang katanya selalu dibanggakan oleh anak-anak yang lain. Ananda hanya bisa meneteskan air mata kalau teringat tentang dirinya. (MAS)