TANAH BUMBU – Lato-lato viral, Presiden Jokowi, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, pernah mempraktekkan mainan lato-lato dari bahan plastik ini dihadapan masyarakat. Tapi di Tanah Bumbu siswa dilarang membawa lato-lato di sekolah, Rabu (11/1/2023).
Saking viralnya banyak yang mencoba memainkan lato-lato ini, tapi karna tidak mahir, lato-lato memakan korban, mulai dari benjolan di wajah sampai ada siswa harus dirawat di rumah sakit.
Kabupaten Tanah Bumbu salah satu kabupaten yang menerapkan larangan bermain lato-lato di sekolah.
Dalam Surat Nomor B/420/410/Disdik.Das/2/1/2023 Perihal Edaran Pelarangan Penggunaan Lato-Lato di Satuan Pendidikan.
Alasannya, penggunaan lato-lato dianggap tidak sesuai dengan tempat yang banyak mengakibatkan dampak negatif bagi anak-anak dan juga lingkungan pendidikan.
Contohnya, mengganggu kenyamanan dalam pembelajaran, mengakibatkan cedera fisik, hingga dianggap merusak sarana dan prasarana sekolah.
Sehingga Dinas Pendidikan (Disdik) Tanah Bumbu mengambil tindakan untuk meminimalisir dampak buruk lato-lato agar tercipta kenyamanan bagi peserta didik dalam proses belajar-mengajar di sekolah.
Surat tersebut menginstruksikan satuan pendidikan untuk melarang peserta didik membawa lato-lato di sekolah.
kedua, juga menghimbau kepada orang tua siswa mengawasi dan memastikan keamanan anak-anaknya bermain lato-lato agar tidak membahayakan anak, orang lain, atau lingkungan.
Surat tersebut ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Tanah Bumbu Eka Saprudin pada tanggal 11 Januari 2023.
Eka Berharap, ketika dihubungi goodnews.co.id Rabu sore, pelarangan membawa lato-lato di sekolah membuat anak-anak lebih fokus dalam pembelajaran.
Dibeberapa kabupaten kota di Indonesia, juga sudah mengeluarkan surat pelarangan membawa lato-lato ke sekolah.
Namun Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra, melontarkan pernyataan, pelarangan lato-lato di sekolah dianggap kurang bijak (9/1/2023).
Menurut Jasra, pelarangan membawa lato-lato ke sekolah bukan pilihan bijak para guru karena menurutnya ada hal yang lebih utama, yaitu mengembalikan anak pada dunia bermain dan belajar. (MAS)