TANAH BUMBU – Guru Bakhiet, pengasuh pondok Pesantren Nurul Muhibbin Barabai mengajak untuk mencintai Nabi Muhammad Saw, mengikuti akal dan menolak nafsu ammarah bissu.
Ulama Kharismatik Kalimantan Selatan yang biasa disapa Guru Bakhiet menyampaikan ceramah dalam memperingati maulid Nabi Muhammad Saw, yang seharusnya diperingati paling meriah dibandingkan peringatan-peringatan yang lain oleh umat Islam
Kalau pun ada yang mempertanyakan mengapa dan apa alasannya, maka Guru Bakhiet menyarankan tidak bertanya kepada nafsu tetapi bertanya kepada akal, karena akal adalah hamba Allah yang makrifat kepada-Nya.
“Karena apa yang diputuskan oleh akal itu pasti benar,” terangnya.
Hal itu didasari pada awal penciptaan akal, ketika itu Allah menciptakan akal dan akan tunduk kepada Allah.
“Begitu Allah ciptakan akal dan bertanya: Wahai akal, Man ana (siapa saya). Akal menjawab: anta rabbi (Engkau adalah Tuhanku,” kata Guru Bakhiet menirukan ucapan akal.
Sangat berbeda ketika awal mula nafsu diciptakan oleh Allah. Allah bertanya: siapa Aku, nafsu menjawab: anta anta wa ana ana (kamu ya kamu dan saya adalah saya). Sehingga kata Guru Bakhiet, yang paling tepat untuk bertanya adalah kepada akal dan bukan kepada nafsu.
Karena akal memberikan jawaban yang tepat bahwa peringatan yang paling agung diperingati dan seharusnya yang paling meriah adalah memperingati hari lahir Nabi Muhammad Saw.
Hal itu akan sangat berbeda bila bertanya kepada nafsu, maka nafsu akan memberikan jawaban tergantung pada keadaan, karena nafsu itu selalu ammarah bissu, nafsu selalu mengarahkan kepada yang jahat.
Sedangkan akal akan memberikan jawaban pasti dengan alasan-alasan bahwa peringatan hari lahir Muhammad Saw merupakan sumber dari segala peringatan-peringatan yang lain.
Guru Bakhiet pun menjelaskan dengan nada bertanya, adakah peringatan muharram kalau tidak lahir Muhammad Saw, adakah peringatan nuzulul quran kalau nabinya tidak ada. Adakah peringatan isra mi’raj kalau nabi tidak lahir.
Bahkan Indonesia tidak akan merdeka katanya, kalau tidak ada Nabi Muhammad saw, atau Hari Kesaktian Pancasila yang didalamnya ada nilai-nilai Islam tidak akan diperingati, kalau tidak lahir Nabi Muhammad Saw. Sehingga Guru Bakhiet menyimpulkan, sumber dari segala sumber peringatan itu adalah peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad saw.
“Mestinya peringatan maulid Nabi lah yang menjadi peringatan paling meriah di seluruh dunia,” katanya.
Oleh karena itu, penting mengikuti akal karena akal yang akan memberikan jawaban yang menyelamatkan. Bukankah Allah juga berfirman dalam al-Qur’an yang artinya “seandainya kalian mendengar dan mau menggunakan akal kalian, niscaya kalian tidak akan masuk neraka,” dalil Guru Bakhiet.
Guru Bakhiet menyampaikan bahwa banyak orang tersesat karena mereka tidak mengikuti akal atau masuk penjara kerena tidak taat kepada akalnya.
Pengajian maulid Nabi Muhammad Saw oleh Guru Bakhiet ini dilaksanakan di majelis taklim ar-Raudhah Jalan Pelabuhan Speed Desa Sejahtera Kecamatan Simpang Empat, Jum’at (18/11/2022), pukul 20.00 wita. Hadir Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Muhiddin, Bupati Tanah Bumbu, Pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Bumbu, Anggota DPRD, dan masyarakat umum. (MAS)