TANAH BUMBU – Forum Kabupaten Tanah Bumbu Sehat studi banding ke Kabupaten Banjar mempelajari tehnik lolos seleksi verifikasi dokumen dalam penilaian kabupaten sehat dari Kementerian Kesehatan RI. Senin, (1/11/2021).
Ketua Forum Kabupaten Tanah Bumbu Sehat Pawahisa Mahabbatan menyampaikan bahwa kunjungannya kali ini ingin belajar dari pengalaman Kabupaten Banjar lolos dari seleksi verifikasi dokumen dalam pemilihan kabupaten sehat.
“Menimbah ilmu di Kabupaten Banjar karena Kabupaten Banjar ini telah mendapatkan beberapa penghargaan. Kami juga ingin melakukan hal yang sama. Kami memilih Kabupaten Banjar karna memiliki filosofi yang sama, memiliki geografis berada di bantaran sungai dan gunung, meski kami punya laut.” Katanya.
Kepala Bappeda Kabupetan Tanah Bumbu Anwar Sadat juga menyampaikan bahwa kehadirannya dalam pertemuan tersebut tidak untuk kegiatan seremonial semata tetapi betul-betul mengupayakan kehidupan yang sehat dan lingkungan yang sehat.
“Sebagaimana kominten kita bersama dalam upaya menciptakan dan mendorong kabupaten sehat, bukan hanya sebagai seremonial saja. Kita bersama-sama mengupayakan kehidupan yang sehat, kesehatan lingkungan, sanitasi, air bersih, dan sebagainya. Mudah-mudahan kedatangan kami di Kabupaten Banjar dapat kami terapkan pengalaman bapak-bapak sekalian tim pembina kabupaten.” Kata Anwar Sadat.
Kabupaten Banjar berhasil lolos pada tahap verifikasi dokumen dalam mengikuti kabupaten sehat dari 155 kabupaten yang mengajukan dokumen dan hanya 33 kabupaten kota yang lolos, termasuk Kabupaten Banjar. Anugerah predikat Swasti Saba Padapa telah diperoleh Kabupaten Banjar dan saat ini telah lolos verifikasi untuk sampai memperolah anugerah Wiwerda.
Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Banjar Galuh Tantri Narindra, Doktor lulusan universitas Trisakti dan Colorado University Amerika Serikat, menyampaikan bahwa keberhasilan memenuhi atau lolos dalam verifikasi dokumen penilaian kabupetan sehat berkat komitmen pemerintah daerah juga Kepala Desa dalam membangun kabupaten sehat.
“Terkait ODF, sebenarnya kurang 60 persen, tapi bagaimana membangun komitmen. Ada administrasi yang kita lengkapi, kita undang semua Kepada Desa untuk komitmen ODF (stop buang air besar sembarangan), bahwa mereka siap untuk di-odf-kah, itu yang pertama.” Katanya.
Hal yang mendukung juga adalah pengurus dari Forum Kabupaten Sehat banyak dari mereka berasal dari komunitas hijau sehingga mudah untuk membangun kerjasama dan kepedulian terhadap lingkungan. Sehingga tugas pembina lebih hanya melakukan pendampingan.
Selanjutnya adalah gerakan bersama menghapus jamban terapung dengan target 1000 unit, utamanya jamban yang ada di sepanjang sungai Martapura.
“Gebrak’s, Gerakan bersama realisasi akses sanitasi. ini sudah berjalan dari tahun 2016. Kita menargetkan untuk menghapus jamban terapung sebanyak 1000 unit. ini bukan tentang nominal tapi ini adalah sebuah gerakan yang kita inginkan bahwa masyarakat tidak buang air besar sembarangan.” Lanjutnya.
Program gebrak’s ini sudah menjadi salah satu inovasi unggulan di Kabupaten Banjar, dilengkapi dengan data valid, before afternya terlihat jelas, terjadi perubahan perilaku masyarakat dan menjadi penilaian utama.
Galuh Tantri mengakui bahwa program gebrak’s ini menjadi salah satu inovasi Kabupaten Banjar karena Bupati memiliki komitmen yang kuat dan tim mengamini pada tataran implementasi.
“Gebrak’s sendiri, dulu kan namanya program jamban terapung. ini keunggulannya bertahun-tahun karna pak Bupati menginginkan hal seperti itu dan kita mengamini bagaimana mengimplementasikannya. Kebetulan saya mengawalnya mulai dari awal.” Jelasnya.
Pada tahun pertama 2017, Kabupaten Banjar membangun 800 MCK indivual. Awalnya membuat pilot project pada 2 kecamatan, dalam perkembangannya program tersebut menjadi tren di masyarakat kemudian mengimplementasikan pada semua desa. Hasilnya masyarakat ikut berpartisipasi dalam penghapus jamban terapung. Bahkan ada desa yang tidak mendapatkan intervensi APBD, tapi ingin menghapus jamban terapung dengan biaya sendiri. Inilah penilaian Kepala Bapedda Banjar Galuh Tantri Narindra mengapa gebrak’s berhasil penghapus jamban terapung.
Program-program inovasi ini akhirnya mendapatkan dukungan pendanaan DAK hingga mencapai 15 milyar, BNI ikut mendukung, BUMD juga mensupport. Awalnya dana memang tidak cukup namun tim menggali sumber-sumber pendanaan lainnya.
Galuh Tantri Narindra menjelaskan bahwa intinya masyarakat bisa berpartisipasi. Mulai dari mengindetifikasi masyarakat yang dapat mensupport kegiatan, kenali orangnya, kemudian didorong dengan harapan mau mandiri dan tidak serta merta langsung disupport secara finansial.
“Rekan-rekan disini (KKS Banjar), saya pikir, tanpa anggaran pun mereka mengeluarkan dana sendiri. Ini keberuntungan kami di Kabupaten Banjar.” Kata Kepala Bappeda membuka rahasia keberhasilan Forum Kabupaten Sehat di Kabupaten Banjar. (MAS)