Tantangan UMKM dan Peran AI

- Editor

Jumat, 28 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, Goodnews.co.id – Sekitar 65 juta unit usaha berkategori UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia hingga tahun 2024 telah menyumbang sekitar 61% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan berperan besar dalam menyerap 97% dari total tenaga kerja nasional.

Dilansir dari Potal Berita UPI, Fakta tersebut menunjukkan betapa krusialnya UMKM dalam menopang ekonomi Indonesia. Namun, dunia saat ini tengah berubah dengan pesat. Tidak hanya tantangan ekonomi yang semakin kompleks, tetapi juga perkembangan teknologi yang melesat jauh ke depan.

Salah satu teknologi yang kini menjadi perbincangan hangat adalah Artificial Intelligence (AI), yang tumbuh dengan kecepatan eksponensial dalam berbagai sektor, termasuk dunia bisnis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika para pelaku UMKM tidak mampu memanfaatkannya secara efektif untuk mendukung kesuksesan bisnisnya, tentu hal ini akan menjadi ancaman serius. Apabila AI hanya dimanfaatkan oleh usaha-usaha besar, tentu UMKM akan kalah.

Meskipun AI mengandung sisi ancaman, namun menjadi produk yang dapat diakses oleh siapapun secara gratis, meski ada tawaran harga premium berbayar untuk layanan yang lebih tinggi. Memang kebanyakan model bisnis platform AI berjenis freemium, di mana fitur dasar bisa digunakan secara gratis, sementara fitur premium tersedia bagi yang bersedia membayar.

Meski demikian, dalam praktiknya, keahlian pengguna dalam mengoperasikan AI masih menjadi faktor utama dalam menentukan kualitas dan daya tarik konten, meski menggunakan layanan AI gratis.

Meskipun peluangnya besar, realitasnya tidak semua UMKM dapat langsung beradaptasi dengan AI. Dari 65 juta unit UMKM, sebagian besar masih memiliki literasi digital yang rendah. Banyak diantara mereka menganggap AI sebagai teknologi yang rumit, sulit dipahami, atau bahkan tidak relevan dengan model bisnis mereka.

Baca Juga :  Munas, Ketum Gapensi Harap Pemerintah Bikin Kebijakan Berpihak pada Kontruksi UMKM

Padahal AI bukan sekadar alat pembuat konten, tetapi juga bisa menjadi mesin analitik yang membantu UMKM memahami perilaku konsumen, menganalisis tren pasar, dan menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif.

Sayangnya, fitur-fitur canggih ini lebih banyak dimanfaatkan oleh perusahaan besar yang memiliki sumber daya lebih untuk mengoptimalkan teknologi. Sebaliknya, UMKM masih banyak yang mengandalkan strategi pemasaran organik tanpa dukungan analisis berbasis AI.

Meski penuh tantangan, AI tetap memberikan peluang dan harapan bagi UMKM. Jika dimanfaatkan dengan tepat, teknologi ini justru bisa membantu UMKM bertahan dan berkembang di era digital.

Pertama, AI dapat membantu UMKM dalam efisiensi operasional. Beberapa aplikasi berbasis AI kini tersedia dengan harga terjangkau, bahkan gratis. Misalnya, UMKM bisa menggunakan AI untuk mengelola inventaris, menganalisis tren penjualan, atau mengoptimalkan strategi harga. Di sektor kuliner, restoran kecil dapat menggunakan sistem pemesanan otomatis berbasis AI untuk mempercepat layanan tanpa harus menambah jumlah karyawan.

Kedua, AI bisa memperkuat pemasaran digital bagi UMKM. Saat ini, banyak platform menawarkan fitur berbasis AI yang membantu pelaku usaha memahami pasar dengan lebih baik. Dengan menggunakan alat analisis berbasis AI, UMKM dapat melihat tren pencarian produk di e-commerce atau media sosial, sehingga mereka bisa menyesuaikan strategi bisnis secara lebih tepat.

Ketiga, AI dapat meningkatkan layanan pelanggan. Penggunaan chatbot untuk menjawab pertanyaan dasar pelanggan bisa menjadi solusi bagi UMKM yang memiliki keterbatasan tenaga kerja. Bahkan, beberapa UMKM kini telah memanfaatkan AI untuk membalas pesan otomatis di WhatsApp atau Instagram, memungkinkan mereka merespons pelanggan lebih cepat tanpa harus selalu online.

Baca Juga :  Dispersip Tanbu Kembangkan Skill Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Keempat, AI membuka peluang bagi UMKM untuk masuk ke pasar yang lebih luas. Dengan memanfaatkan AI dalam strategi pemasaran digital, UMKM dapat menjangkau pelanggan di luar daerahnya, bahkan hingga ke luar negeri. AI juga memungkinkan personalisasi konten iklan yang lebih efektif dan membuat produk UMKM lebih mudah ditemukan oleh calon pembeli yang benar-benar tertarik.

Oleh karena itu, agar UMKM tidak tertinggal dalam revolusi teknologi ini, pemerintah perlu berperan aktif dalam menciptakan ekosistem AI yang inklusif.

Beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan yakni, pertama, pelatihan literasi digital bagi UMKM agar mereka lebih memahami manfaat AI dalam bisnis. Kedua, pemberian stimulus dan insentif bagi UMKM yang mengadopsi teknologi AI, seperti kredit lunak atau subsidi untuk digitalisasi usaha kecil. Ketiga, penguatan infrastruktur digital, terutama di daerah yang masih minim akses internet.

Selain dukungan dari pemerintah, pelaku UMKM juga harus sadar diri untuk mengubah perspektif mereka terhadap teknologi. AI seharusnya tidak dianggap sebagai ancaman, melainkan sebagai alat yang dapat membantu meningkatkan daya saing usaha.

Salah satu cara untuk mempercepat adopsi AI adalah membangun komunitas digital. Dengan bergabung dalam komunitas bisnis yang aktif menggunakan AI, para pelaku UMKM dapat berbagi pengalaman dan saling belajar.

Selain itu, mereka juga dapat mengamati bagaimana perusahaan yang lebih besar memanfaatkan AI secara efektif, lalu mengadaptasi strategi tersebut dalam skala yang lebih kecil.

Dengan pemahaman yang lebih baik, UMKM akan semakin percaya diri dalam memanfaatkan AI untuk meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif. (E)

Berita Terkait

Catat, 10 Alat Bantu Analisis Data Ilmiah
10 Tools AI Bantu Penulisan Karya Ilmiah Sampai Disertasi
14 Aplikasi Analisis Data Selain SPSS
3 Presiden Hadiri Peresmian Danantara Tapi Respon Pasar Loyo
Penetapan Awal Ramadhan Indonsia dan Saudi Arabia 2025
Ada Apa Warren Buffett Perbanyak Kas dan Jual Saham
14 Pimpinan Perusahaan Raih Proper Green Leadership 2025
Gelar Doktor Tanpa Harus Kuliah
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 28 Februari 2025 - 20:55 WIB

Catat, 10 Alat Bantu Analisis Data Ilmiah

Jumat, 28 Februari 2025 - 20:45 WIB

10 Tools AI Bantu Penulisan Karya Ilmiah Sampai Disertasi

Jumat, 28 Februari 2025 - 20:39 WIB

14 Aplikasi Analisis Data Selain SPSS

Jumat, 28 Februari 2025 - 14:39 WIB

Tantangan UMKM dan Peran AI

Kamis, 27 Februari 2025 - 21:22 WIB

3 Presiden Hadiri Peresmian Danantara Tapi Respon Pasar Loyo

Berita Terbaru

Kotabaru

Rusli Lantik Pj Sekda Kotabaru Eka Saprudin

Senin, 3 Mar 2025 - 16:16 WIB

Kotabaru

Kedatangan Bupati Muhammad Rusli Dapat Sambutan Luar Biasa

Senin, 3 Mar 2025 - 16:09 WIB

Tanah Bumbu

Andi Rudi Latif Sampaikan Pidato Visi Misi 2025-2030

Senin, 3 Mar 2025 - 14:53 WIB