BANJARMASIN – Sebagai upaya meneladani sekaligus mengartikulasikan nilai-nilai perjuangan ulama-ulama besar dalam peradaban Islam Kalimantan Selatan, rombongan Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Tanah Bumbu ziarah makam para wali di Bumi Lambung Mangkurat, Minggu (6/11/2022).
Ziarah makam para wali dilaksanakan tanggal 4-6 November 2022 di wilayah Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Banjarmasin, Kabupaten Banjarbaru.
Hari pertama, Jumat (4/11)2022), rombongan ISNU Tanah Bumbu menziarahi makam ulama besar, pengarang Kitab Sabilal Muhtadin, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari atau dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan.
Tiba di makam Datu Kelampayan, rombongan dipimpin Kiai Muhammad Toyyib dan Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama melakukan dzikir bersama dan tabur bunga.
Dari makam Datuk Kelampayan, rombongan melanjutkan ke makam ulama besar Syeikh Abdussamad Sirajul Huda atau lebih dikenal dengan sebutan Datu Sanggul di kawasan wisata religi Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin.
Rombongan melakukan ziarah sekaligus menunaikan ibadah sholat fardhu secara jamak taqdim maghrib dan isya.
Selepas dari Makam Datu Sanggul, rombongan memutar kembali ke arah Martapura menempuh jarak jauh dengan durasi waktu lebih dua jam untuk berhikmat melafalkan zikir di depan Kubah Makam Tuan Guru Muhammad Zaini Abdul Ghani Al-Banjari atau Guru Sekumpul.
Hari kedua, Sabtu (5/11/2022), rombongan melanjutkan perjalanan religi ke Kota Banjarmasin. Tempat pertama yang dikunjungi adalah makam Habib Hamid bin Abbas Bahasyim di Kampung Religi Basirih.
Tak jauh dari tujuan pertama, rombongan menyempatkan waktu berziarah ke makam Raja Banjar pertama, Sultan Suriansyah.
Kemudian pimpinan rombongan bersama rombongan diskusi ringan dengan penjaga makam, Guru Hamdan, terkait sejarah perjalanan hidup dan napak tilas, situs-situs sekitar makam Pangeran Sultan Suriansyah.
Kemudian, akhir dari perjalanan religi ISNU Tanah Bumbu bergerak menuju Makam Guru Zuhdi atau KH Ahmad Zuhdiannoor di Kelurahan Antasan Kecil Timur, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Pimpinan rombongan Syuriyah ISNU Tanah Bumbu, Kiai Muhammad Toyib, mengatakan perjalan wisata religi menziarahi makam-makam para wali Allah bermakna mereview diri untuk menata hati, hati yang rusak bisa diperbaiki.
“Kekayaan dan tingginya jabatan yang melekat di dunia ini akan lepas jika kita sudah meninggal. Karena, ketika kematian tiba hanya tiga hal yang akan menyertai manusia menuju kehidupan alam barzah, pertama keluarga, kedua harta dan ketiga amal,” ujar Kiai Toyyib.
Namun, lebih lanjut dia menjelaskan, dua diantaranya yakni keluarga dan harta akan pergi meninggalkan, hanya amal yang akan menyertai kekal menemani sampai akhirat kelak.
“Orang yang punya amal baik akan selalu hidup sepanjang masa bahkan bisa memberikan manfaat bagi orang sekitarnya. Inilah yang terjadi bagi para wali Allah yang selalu menjadi pusat perjalanan spiritual berwisata religi dari berbagai pelosok wilayah di nusantara ini,” ungkapnya.
Selain itu, makna lain yang bisa dipetik dari perjalanan ziarah adalah wali Allah memiliki ilmu tertinggi yakni tawadhu.
Dikatakannya, tawadhu adalah perilaku watak rendah hati, tidak sombong, atau merendahkan diri agar tidak terlihat sombong. Tawadhu memiliki makna yang jauh lebih tinggi dari sopan santun, atau sikap batin yang menjelma dalam praktik lahiriyah secara wajar dan bijaksana.
Oleh karenanya, jangan seperti asap rokok yang tidak mau diatur dan hanya semuanya sendiri. Filosofi asap rokok itu tidak akan pernah terbang tinggi, bahkan akan hilang dengan sendirinya.
Perjalanan wisata diikuti Ketua Pengurus Cabang ISNU Kabupaten Tanah Bumbu, Muhammad Akram Sadli, Wakil Ketua Anwar Ali Wahab, Ruziannur, Zuhdiansyah, dan pengurus lainnya. (Zh)