JAKARTA, Goodnews.co.id – Kandidat Presiden dari Partai Republik, Donald Trump, mengungkapkan ketertarikan untuk memberikan Elon Musk peran penasihat atau posisi di kabinetnya jika terpilih kembali sebagai Presiden.
Hal tersebut diungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan Reuters. Trump memuji Musk sebagai sosok yang sangat cerdas dan brilian.
“Dia adalah orang yang sangat pintar. Saya pasti akan mempertimbangkannya jika dia mau melakukannya (masuk dalam cabinet). Dia adalah orang yang brilian,” kata Trump.
Elon Musk, dikenal sebagai CEO Tesla dan SpaceX, menunjukkan dukungan publiknya terhadap Trump dalam pencalonan Presiden AS, dengan endorsement resmi pada bulan lalu dan beberapa postingan di platform sosial miliknya.
Kedekatan Donald Trump dan Elon Musk bukan hal baru, salah satu bentuk dukungannya terhadap Trump, yakni mengunggah gambar AI yang memperlihatkan dirinya berdiri di podium dengan bendera Amerika Serikat, disertai dengan caption “Saya bersedia untuk melayani.”
Dikutip dari Politico, selama beberapa bulan terakhir, Musk cenderung ke arah pandangan politik konservatif.
Dukungan Musk terhadap Trump juga terlihat dari keterlibatannya dalam kampanye Trump dan upaya mengembalikan Trump ke X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Keterlibatan Musk dalam politik, meskipun menjadi haknya sebagai warga negara dan CEO yang sangat berpengaruh, bisa membawa risiko tersendiri. Namun, Musk juga menyadari dampak dari dukungannya ini terhadap bisnisnya, seperti Tesla dan SpaceX.
Tesla selama ini sangat bergantung pada dukungan dari konsumen serta kontrak pemerintah, yang mungkin terpengaruh jika sikap politik Musk memicu reaksi negatif dari pihak-pihak tertentu.
Trump melihat Musk sebagai sekutu strategis dalam kebijakan-kebijakan terkait industri otomotif dan teknologi. Karena selama masa ke Presidenannya, ia berusaha untuk mencabut insentif pajak kendaraan listrik yang kemudian diperluas oleh Presiden Joe Biden pada Tahun 2022.
Di samping itu, Musk jelas memiliki minat politik dan dukungan yang kuat terhadap Trump. Namun ia harus berhati-hati agar keterlibatannya dalam politik tidak merugikan bisnisnya. Karena keterlibatan politik yang terlalu kuat dapat membawa dampak negatif.
Sebagai CEO dan figur publik, Elon Musk perlu menyeimbangkan keterlibatan politiknya dengan kepentingan bisnisnya.
Pendukung dan konsumen dari berbagai spektrum politik mungkin merasa terasing jika Musk terlalu dekat dengan Trump, juga bisa memengaruhi penjualan produk-produk Tesla dan peluang kontrak pemerintah.
Di sisi lain, hubungan yang erat dengan Donald Trump juga bisa menguntungkan jika kebijakan pemerintah mendukung industri teknologi dan otomotif. (E)