TANAH BUMBU – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu menggelar Sosialisasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Gedung Sekretariat PKK, Kecamatan Simpang Empat, Senin (21/2/2022).
Sosialisasi ini dibagi menjadi dua kegiatan, tahap pertama dihadiri tiga kecamatan yakni Batulicin, Kusan Tengah dan Kusan Hilir.
Sedangkan tahap kedua digelar sehari berikutnya diikuti oleh peserta dari tiga kecamatan lain diantaranya Simpang Empat, Mantewe dan Karang Bintang.
Pendekatan yang dikemas dalam Sosialisasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini dipandang perlu, karena perpustakaan merupakan sub sistem sosial dalam sistem kemasyarakatan. Untuk itu, perpustakaan harus dirancang agar memiliki nilai kebermanfaatan yang tinggi di masyarakat.
Melalui pendekatan inklusif, perpustakaan mampu menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk memperoleh solusi, dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan. Secara jelas program ini hadir memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha.
Berangkat dari hal ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Tanah Bumbu berupaya mewujudkannya melalui langkah nyata dengan melaksanakan sosialisasi. Kegiatan dibuka Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu, Muhammad Yusri. Dalam sambutannya beliau menjelaskan jika saat ini perpustakaan tidak lagi hanya sebagai tepat baca dan pinjam buku saja, tapi sangat penting juga adalah penerapan dari apa yang dibaca.
“Sosialisasi ini merupakan tahapan awal dari rangkaian kegiatan pengembangan perpustakaan desa yang berbasis inklusi sosial,” jelas Yusri.
Sementara itu, menambahkan statemen yang disampaikan kadisnya, Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Kegemaran Membaca, Taryono, ketika dikonfirmasi media mengatakan, bahwa saat ini konsep pengembangan perpustakaan dirancang sebagai wahana masyarakat berkegiatan.
“Misalkan saja di perpustakaan tersedia buku berjudul budidaya tanaman jagung, untuk memantapkan dan menunjang pengetahuan masyarakat tentang hal itu, maka di perpustakaan bisa diadakan sebuah kegiatan pertemuan dengan menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya,” dia mencontohkan.
Sehingga menurutnya, ketika masyarakat mengetahui tata cara dan potensi pengembangannya, maka mereka lebih mudah menerapkan dalam kehidupan sehari-hari yang pada sasaran lainnya dapat meningkatkan kesejahteraan.
Sebagai sarana memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam implementasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Dispersip telah mempersiapkan konsep kerja sama lintas dinas. “Misalkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melalui Bidang Peternakan bermaksud menyelenggarakan pelatihan penyakit hewan, maka dinasnya bersedia menyiapkan sarana tempatnya,” beber Taryono.
Untuk lebih memberikan manfaat dalam transfer ilmu, pihak dinas pelaksana menghadirkan langsung dua narasumber dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalsel, yakni Wildan Akhyar selaku Kabid Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan dan Hj. Arbayah yang menjabat Pustakawan Ahli Muda atau Sub Koordinator Pembinaan Perpustakaan.
Tak kurang dari 40 orang peserta dari tiga kecamatan yang terdiri dari camat, lurah dan perwakilan desa membaur dalam rangkaian acara yang juga terdapat sesi tanya jawab antara nara sumber dengan peserta. Tampak antusias peserta dari kecamatan, lurah dan perwakilan desa menyampaikan pertanyaan seputar kegiatan tersebut.
Sekedar informasi, pada 2021 lalu Perpustakaan Nasional memberikan seperangkat fasilitas penunjang bagi empat desa di Tanah Bumbu untuk pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di desa yakni Desa Sukadamai Kecamatan Mantewe, Batulicin Irigasi Kecamatan Karang Bintang, Mekar Jaya dan Karang Indah Kecamatan Angsana. (Z)