TANAH BUMBU – Kain tenun Pagatan memiliki sejarah panjang sebagai simbol harkat dan martabat seorang wanita yang akan menikah.
Cerita ini muncul saat Bupati Tanah Bumbu Abah Zairullah Azhar menyampaikan sambutan dalam peresmian Rumah Kemasan dan Sekretariat Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kabupaten Tanah Bumbu kemarin pagi (31/1/2022) di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kampung Baru, atau tepatnya dekat dengan traffic light Simpang Empat.
Abah Zairullah mengisahkan zaman kerajaan Tanah Bumbu yang didirikan oleh Puanna Dekke.
Puanna Dekke memiliki keahlian memainkan gitar kecapi, suatu ketika seorang Raja Putri mendengar suara kecapi Puanna Dekke yang tidak pernah ia dengar sebelumnya.
Raja Putri saat itu menderita penyakit yang membuatnya tidak bisa bangun dari pembaringannya. Namun saat mendengar suara kecapi Puanna Dekke, ia bangun dan menanyakan asal suara kecapi tersebut.
Keinginan Raja Putri mengetahui asal suara tersebut, membuat Puanna Dekke masuk ke kediaman Raja Putri dan memintanya agar dapat menyembuhkan penyakitnya.
Singkat cerita, Raja Putri pun sembuh oleh ramuan yang diberikan Puanna Dekke. Lama-kelamaan keduanya saling jatuh cinta dan menikah.
Di sinilah bermula cerita kian tenun Pagatan, Raja memerintahkan kepada masyarakat agar setiap wanita yang akan menikah membuat kain tenun Pagatan yang akan dipersembahkan kepada calon suami.
“Raja memerintahkan setiap orang yang menikah utamanya wanita, harus menjunjung betul pernikahan dan wanita harus membuat kain tenun, yang akan diserahkan kepada calon suami.” Ungkap Abah Zairullah.
Disebutkan bahwa membuat kain tenun Pagatan membutuhkan waktu paling cepat 3 bulan lamanya.
Sehingga kain tenun Pagatan menjadi simbol cinta dan kasih sayang menghargai harkat, martabat, hak wanita.
“Jadi, sejarahnya luar biasa, kain tenun ini adalah bagaimana menghargai hak seorang wanita,” tuturnya.
Ia berharap kain tenun Pagatan dapat menjadi warisan budaya yang dapat dikembangkan oleh generasi sekarang dan akan datang. Warisan tenun Pagatan dapat menyamai kain batik dari Jawa.
“Kalau di Jawa orang kenal batik, kalau di sini orang kenal tenun Pagatan,” terangnya.
Dengan perpindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Panajam, ia berharap Tanah Bumbu mampu mempersiapkan diri sebagai daerah yang berada di lingkar IKN. Setiap orang yang melewati Tanah Bumbu dapat singgah membeli kain atau produk berbahan dari kain tenun Pagatan.
Ia pun menggugah semangat Kepala SKPD untuk terus bersama-sama membangun Tanah Bumbu.
“Yakinlah bahwa apa yang dilakukan hari ini adalah jalan terbaik untuk kepentingan kelanjutan pembangunan kabupaten Tanah Bumbu yang kita cintai bersama ini.” ucap Abah Zairullah.
Peresmian Rumah Kemasan dan Sekretariat Dekranasda Kabupaten Tanah Bumbu dihadiri Ketua DPRD Supiansyah ZA, seluruh Kepala SKPD, Forkopimda, pelaku usaha UMKM.
Rumah Kemasan memarkan produk lokal Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan menyediakan pengemasan produk-produk lokal agar dapat bersaing dengan produk nasional (MAS)