TANAH BUMBU – Lokakarya “Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Menuju Kabupaten Tanah Bumbu Sebagai Sebutan Serambi Madinah” dibuka oleh Bupati Zairullah Azhar dan dihadiri pelaku usaha dari hampir seluruh desa di ruang Bersujud Kantor Bupati Tanah Bumbu. Senin, (5/7/2021).
Sebagai narasumber Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Tanah Bumbu, Samsir, SE, M.AP., Koordinator Staf Khusus Bupati Tanah Bumbu Dirham Zain, SE, dan Staf Khusus Bupati Bidang Ekonomi Rakyat (Koperasi, Usaha Kecil, dan BMT Syariah) Agus Salim Matondang, B.Sc, MM, CFSC.
Agus Salim menyebutkan, dalam membangun ekonomi rakyat perlu melibatkan pejabat yang berwenang melakukan pembinaan dan pertemuan rutin sebagai wadah untuk berbagi informasi dan mencari solusi terkait pemberdayaan, bahkan dia memberikan solusi yang terangkum dalam buku yang ditulisnya sebagai pedoman membangun pemberdayaan ekonomi rakyat.
“Dalam buku yang saya tulis, saya rekomendasikan ada tiga hal. pertama, intinya pembinaan harus dilakukan oleh instansi yang berwenang, dilakukan monitoring dan pembinaan manajemen. Yang kedua, agar BMT terus bergerak sebagai alternatif pembiayaan secara teratur, dilakukan pembinaan kader-kader baru. Ketiga agar tetap dalam kebersamaan, perlu pertemuaan lokakarya (antar pelaku usaha).” Kata Agus Salim Matondang.
Pertemuan lokakarya yang dimaksud adalah pertemuan yang membahas masalah bidang usaha, BMT Syariah, atau koperasi yang telah dibentuk, dalam rangka mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi, disamping pertemuan sebagai wadah mempererat garis perjuangan dalam membangun desa masing-masing.
Agus Salim menceritakan upaya membangun keberlanjutan BMT (Baitul Maal wa Tamwil) di zaman Bupati Zairullah pada periode sebelumnya, setiap acara lokakarya pemberdayaan selalu melibatkan kalangan millenial agar mereka bisa menjadi ujung tombak visioner desa dalam pemberdayaan masyarakat di desanya, dibantu oleh camat sebagai penggeraknya.
Faktor penting lain dalam menggerakkan ekonomi masyarakat adalah melihat potensi desa, bidang usaha yang dapat dikelola oleh masyarakat desa karena usaha yang kelola melalui koperasi bersifat dari bawah atau usul rembuk masyarakat bukan instruksi dari atas.
Oleh karena itu camat dapat memfasilitasi rembuk desa dengan pendekatan partisipatoris, agar bidang usaha yang dikelola nantinya dapat menimbulkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki. Agus Salim mencontohkan bahwa membangun usaha tidak harus dengan modal besar, bahkan di bawah pohon pun bisa dibentuk, yang penting adalah rembuk masyarakat dalam mewujudkan usaha dan memiliki rasa tanggung jawab.
“Kami (dulu) meresmikan lembaga (salah satu BMT) di bawah pohon mangga, presentasi di sana. tidak ada listrik. Boro-boro pakai laptop. Listrik aja belum ada. Tapi mereka rembuk, memang salah satu langkahnya itu harus rembuk desa.” Ujarnya.
Agus Salim menyakini bahwa kebangkitan ummat dapat diwujudkan bila ekonomi dikuasai dan dimulai dari desa, dia menjelaskan surah al-Maidah ayat 35, bahwa orang bertakwa itu harus punya wasilah dan wasilah berjuang di jalan Allah adalah ekonomi. Oleh karena itu penting bagi Tanah Bumbu untuk melakukan pemberdayaan ummat, apalagi Tanah Bumbu memiliki tagline sebagai Serambi Madinah.
Sementara itu Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Samsir, berharap peran camat-camat di setiap wilayah dapat mengusulkan kegiatan yang dapat membangkitkan usaha masyarakat karena menurutnya, kata kunci pemberdayaan adalah pemulihan ekonomi masyarakat dan mengurangi angka pengangguran. (MAS)