TANAH BUMBU – Peristiwa 7 Februari 1946, pertempuran warga Tanah Bumbu dan Kotabaru melawan penjajah Belanda di pesisir Desa Kampung Baru selalu diperingati setiap tahun.
Dimulai dengan acara renungan malam, napak tilas, upacara, tabur bunga, dan tahun ini diadakan doa dan tahlilan untuk para pahlawan 7 Februari 1946 yang berasal Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Tahun ini, Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar menghadiri acara ramah tamah bersama keluarga dan keturunan para pahlawan yang gugur dalam pertempuran 7 Februari 1946 bertempat di Aula Koramil Kecamatan Kusan Hilir pada hari Selasa (7/2/2023). Hadir pula Sekretaris Daerah Ambo Sakka, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) TNI, Polri, semua pejabat SKPD dan non struktural.
Berdasarkan sejarah, sebelum peristiwa 7 Februari 1946 itu terjadi, masyarakat yang ada di Tanah Bumbu dan Kotabaru menyepakati bila datang serangan dari penjajah sekutu-NICA maka mereka akan mempertahankan bersama-sama.
Pada hari Kamis tanggal 6 Februari 1946, awalnya warga melihat 5 unit kapal besar mendekati pesisir laut Desa Kampung Baru. Tanggal 7 tokoh agama bernama Haji Muhammad Nurung bersama-sama dengan tokoh lainnya bergabung menunggu dan menyambut kapal yang akan mendarat.
Belanda yang ada di atas kapal, sebelum mendekati daratan, telah mengubah bendera kapal dengan memasang bendera merah putih milik Indonesia untuk mengelabui masyarakat yang ada di Desa Kampung Baru.
Kemudian dari atas kapal nampak wajah-wajah pribumi sehingga pasukan yang ada di Desa Kampung Baru mengira bahwa yang datang itu bukan pasukan penjajah.
Ketika HM Nuhung dan tokoh lainnya akan menyambut kedatangan orang-orang dari kapal yang menampakkan wajah pribumi, tiba-tiba keluar pasukan Belanda menyerang dan melucuti semua senjata para pejuang 7 Februari.
Beberapa warga yang melihat itu menyebarkan informasi itu kemudian masyarakat bersatu dan terjadilah pertempuran yang merenggut jiwa para pejuang 7 Februari yang tercatat sebanyak 38 jiwa.
Berdasarkan sejarah peristiwa 7 Februari para pahlawan melakukan perlawanan mengusir penjajah Belanda maka pemerintah daerah menghormati para pahlawannya dengan menetapkan 7 Februari sebagai Hari Pahlawan untuk mengenang perjuangan para pahlawan dan yang gugur dalam peperangan melawan penjajah Belanda. (MAS)