TANAH BUMBU – Bupati Zairullah Azhar melanjutkan kegiatan menghadiri acara Isra Mi’raj di desa-desa. Rabu, 23/2/2022.
Kali ini hari Rabu, Bupati Kabupaten Tanah Bumbu, Zairullah Azhar, menghadiri 4 acara Isra Mi’raj di desa-desa yang berjauhan dan beda kecamatan, yaitu Desa Sungai Dua Laut Kecamatan Sungai Loban, Desa Karang Intan Kecamatan Kuranji, Desa Teluk Kepayang Kecamatan Teluk Kepayang, dan Desa Bakarangan Kecamatan Kusan Hulu.
Pada desa pertama yang dikunjungi, Desa Sungai Dua Laut, Zairullah Azhar menyempatkan diri melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid al-Muttaqin. Ia menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Bumbu akan memberikan hibah pembangunan masjid sebesar Rp 500.000.000 dan penyerahan penyerahan bantuan secara simbolis kepada keluarga penerima manfaat.
Sebelamnya, Zairullah telah melakukan kunjungan pada acara peringatan Isra Mi’raj di Masjid Al-Ikhsan Desa Kersik Putih Kecamatan Batulicin, Masjid Raudah Wardatul Arsyad Desa Bersujud Kecamatan Simpang Empat, (16/2/2022). Masjid Jami’ Nurul Iman Desa Sinar Bulan Kecamatan Satui, Masjid Baitul Muttaqin Desa Mekar Jaya Angsana (17/2/2022).
Hari berikutknya, Zairullah menghadiri acara Isra Mi’raj di Masjid Baiturrahim Desa Suka damai Kecamatan Mantewe, dan Masjid Istiqomah Desa Manunggal Kecamatan Karang Bintang (18/2/2022)
Peringatan Isra Mi’raj tahun 1443 hijriyah atau 2022 masehi merupakan peristiwa besar dalam sejarah ummat Islam, yang terjadi pada tanggal 27 Rajab 621 Hijriyah. Isra Mi’raj adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad Saw, perjalanan spiritual menerima perintah shalat 5 waktu, perjalanan dari Masjidil Haram Mekkah ke Masjidil Aqsha Yerussalem Palestina berjarak 1. 239 km.
Kemudian perjalanan dilanjutkan ke langit pertama sampai langit ke 7 bertemu dengan beberapa nabi dan rasul. kemudian menuju Sidratul Muntaha. Semua perjalanan tersebut hanya ditempuh dalam satu malam saja.
Ketika Nabi Muhammad Saw bertemu dengan Allah di Sidratul Muntaha, Muhammad diperintahkan untuk mengerjakan salat 50 kali waktu. Namun saat kembali, Muhammad bertemu dengan nabi Musa dan memintanya kembali kepada Allah agar dapat mengurangi jumlah waktu salat karena nabi Musa menganggap umat Muhammad tidak akan sanggup melaksanakannya, kemudian Muhammad mengajukan kepada Allah dan tersisa 5 waktu. Maka mulailah pada saat itu umat Islam diperintahkan melaksanakan salat 5 waktu dalam sehari semalam. (MAS)