JAKARTA, Goodnews.co.id – Timnas Indonesia U-23 harus mengubur mimpi bermain di final Piala Asia U-23 2024 usai kalah dengan Uzbekistan, Senin malam (29/4/2024).
Mimpi Timnas Indonesia U-23 tak lolos ke final Piala Asia U-23 2024. Anak asuh Shin Tae-yong kalah menghadapi Timnas Uzbekistan U-23.
Timnas Garuda kalah dengan skor 2-0 dari Uzbekistan. Ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari kekalahan Skuat Garuda, yakni:
1. Tidak Bisa Keluar dari Tekanan
Satu hal yang nampak dari babak pertama hingga babak akhir pertandingan adalah Timnas Indonesia U-23 tidak bisa keluar dari tekanan Uzbekistan.
Uzbekistan mampu menguasai bola dengan baik, dan skuat Garuda sulit merebut bola dari mereka.
Ketika bola berada di kaki penggawa Indonesia, Uzbekistan mampu menerapkan pressing ketat dan Timnas Indonesia U-23 tidak bisa mengembangkan permainannya.
Hal mengesankan dari penampilan Uzbekistan di laga ini adalah mereka mampu mempertahankan pressing ketat tersebut hingga masa injury time babak kedua. Sehingga ini bisa jadi pelajaran yang bagus untuk Skuat Garuda agar bisa lebih baik ke depannya.
2. Pertahanan Indonesia Solid
Hal yang layak dipuji dari Timnas Indonesia U-23 adalah pertahanan Skuat Garuda yang sangat solid terutama di babak pertama.
Sementara Uzbekistan konsisten menyerang di babak pertama melepaskan 11 tembakan ke gawang Indonesia. Namun, hanya satu tembakan yang tepat sasaran.
Sepanjang turnamen ini, Timnas Indonesia U-23 jadi satu-satunya tim yang gagal dibobol Uzbekistan di babak pertama.
3. Mental Indonesia Masih Perlu Ditempa Lagi
Aspek ketiga yang perlu dibenahi Shin Tae-yong dari anak asuhnya adalah mental mereka dalam posisi tertinggal.
Pertahan Indonesia selama 60 menit pertama pertandingan sangat rapi dan solid. Namun, semuanya berubah ketika Indonesia kebobolan gol pertama.
Koordinasi pertahanan jadi kacau, di mana Uzbekistan beberapa kali nyaris membuat gol yang digagalkan oleh tiang dan mistar gawang. Selain itu, gol kedua Uzbekistan juga terlihat merupakan miskoordinasi antara Arhan dan Ernando.
4. VAR Rugikan Indonesia?
Salah satu topik ramai dibicarakan di pertandingan ini adalah bagaimana VAR dianggap merugikan Timnas Indonesia di laga ini.
Ada tiga insiden yang jadi sorotan. Pertama tendangan bebas Witan, gol Muhammad Ferrari yang dianulir dan kartu merah Rizky Ridho.
Untuk gol Ferrari yang dianulir, dalam tayangan ulang memang terlihat kaki Ramadhan Sananta sudah berada di posisi offside. Namun, sayangkan VAR tidak menunjukkan pengambilan garis offside, karena posisi gambar dari kamera tersebut agak miring, sehingga keputusan offside itu diperdebatkan banyak orang.
Sementara untuk kartu merah Rizky Ridho juga bisa jadi perdebatan. Ridho berniat untuk menghalau bola, namun posisi kakinya seusai halauan itu terlihat tidak natural, karena kaki yang seharusnya langsung jatuh ke bawah, malah berbelok ke kanan dan mengenai pemain Uzbekistan.
Ini murni interpretasi wasit apakah kaki Ridho itu berada di posisi natural atau tidak. Namun, bisa dipahami kenapa wasit akhirnya memberikan kartu merah karena posisinya tidak terlihat natural, meski memang aspek ini masih bisa diperdebatkan.
5. Tidak Perlu Malu untuk Kalah
Pelajaran terakhir dari laga Timnas Indonesia U-23 vs Timnas Uzbekistan U-23 adalah Garuda Muda tidak perlu malu untuk menelan kekalahan di laga ini.
Bisa lolos sampai ke semifinal usai mengalahkan tim-tim kuat seperti Australia, Yordania, dan Korea Selatan merupakan capaian luar biasa.
Di semifinal ini, Uzbekistan menunjukkan kedewasaan dalam permainan. Mereka mampu mempertahankan bentuk permainan dan pressing mereka dari awal hingga akhir. Mereka juga tahu apa yang harus dilakukan saat mempertahankan keunggulan.
Mereka bisa melakukan itu karena jam terbang mereka yang tinggi di Piala Asia U-23, di mana mereka pernah menjadi juara di edisi tahun 2019. Jadi Timnas Indonesia U-23 tidak perlu berkecil hati dan malu kalah dari Uzbekistan, namun kekalahan ini bisa dijadikan tolak ukur. (Bola.net)