TANAH BUMBU, Goodnews.co.id – Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar menyebut budaya Mappanre ri Tasie sudah menjadi budaya sejak zaman kerajaan 1706 sampai Tanah Bumbu berdiri, Sabtu, (20/5/2023).
Dulu, penyebutan istilah Mappanretasi atau Mappanre ri Tasie sering menjadi perbincangan, kerena kedua kalimat tersebut memiliki makna yang berbeda.
Zairullah Azhar menyampaikan budaya tersebut sering dikonotasikan pada makna memberi makan laut.
“Ini sangat tidak sejalan dengan pesan-pesan agama kita,” katanya.
Bahkan budaya Mappanretasi dikatakan syirik. Kemudian Zairullah merubah, atas saran guru-guru dan ulama, dengan nama Mappanre ri Tasie, yang artinya makan bersama-sama di laut, dan meninggalkan hal-hal yang mengandung syirik.
Mappanre ri Tasie merupakan budaya ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki dari Allah kepada masyarakat Tanah Bumbu.
“Sepenuhnya acara ini adalah ungkapan rasa syukur, atas hadiah dan hidayah yang diberikan oleh Allah kepada masyarakat Tanah Bumbu, khususnya nelayan,” sebutnya.
Ia berpandangan, limpahan rezeki, khususnya bagi para nelayan, harus disyukuri, karena siapa yang bersyukur maka Allah menambahkan rezekinya, tetapi sebaliknya, Allah mengingatkan bagi orang yang tidak bersyukur bahwa sesungguhnya Azab Allah sangat pedih.
Zairullah Azhar juga menyebutkan, Allah memberikan banyak karunia lain kepada Kabupaten Tanah Bumbu seperti pertambangan, perkebunan, persawahan, hasil laut, dan sebagainya.
Rangkaian kegiatan Mappanre ri Tasie dan expo terselenggara karena bantuan dari perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Tanah Bumbu
Dana yang dibutukan dalam event Mappanre ri Tasie tidak sedikit, perusahaan-perusahaan dengan ikhlas dan rela membatu katanya, demi kemajuan Kabupaten Tanah Bumbu. (MAS)